Benahi Perusahaan, Jiwasraya Terapkan Prinsip GCG

Jakarta, CNBC Indonesia - Penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan dalam menangani masalah di sektor keuangan, termasuk PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Kini Jiwasraya telah memasuki tahap akhir rangkaian program restrukturisasi berkat penerapan Good Corporate Governance (GCG).
Direktur Manajemen Risiko, Sumber Daya Manusia (SDM) dan Umum Jiwasraya, R. Mahelan Prabantarikso mengungkapkan, berkomitmen untuk selalu menerapkan prinsip GCG pada seluruh aspek bisnis perusahaan. Selain itu, penerapan prinsip GCG juga telah diaplikasikan pada saat proses pengalihan aset dan liabilitas yang menjadi rangkaian akhir dari program restrukturisasi Jiwasraya.
"Penerapan prinsip GCG ini merupakan bentuk komitmen bersama dari seluruh pemangku kebijakan untuk membenahi Jiwasraya secara holistik. Pembenahan dan penerapan GCG ini pula yang mungkin juga menjadi pertimbangan para peserta asuransi Jiwasraya untuk mengikuti program restrukturisasi polis," kata Mahelan dalam siaran pers, Rabu (8/2/2023).
Hingga 31 Desember 2022, terdapat sekitar 99,1% peserta asuransi Jiwasraya yang telah mengikuti program restrukturisasi polis. Jumlah tersebut terdiri dari 98,4% peserta asuransi dari produk bancassurance atau sebanyak 17.189 pemegang polis.
Kemudian 99,6% atau sebanyak 289.247 pemegang polis dari produk ritel; dan 99,4% atau sebanyak 6.051 peserta asuransi dari produk korporasi. Mahelan menerangkan, saat ini pihaknya sedang melakukan upaya pengalihan aset dan liabilitas yang menjadi rangkaian akhir dari program restrukturisasi Jiwasraya.
"Jika tak ada halangan, upaya pengalihan aset dan liabilitas Jiwasraya ini pun ditargetkan dapat selesai dalam waktu dekat.
Presiden, Joko Widodo dalam rapat terbatas beberapa waktu lalu dengan pemegang saham yang kemudian diteruskan ke manajemen," kata Mahelan.
Bersamaan dengan upaya pengalihan aset dan liabilitas perusahaan ke entitas baru, Mahelan melanjutkan, manajemen Jiwasraya memastikan akan melanjutkan pengoperasian perusahaan, sebelum akhirnya status pengelolaan perusahaan diserahkan dan diputuskan oleh pemegang saham.
Saat ini manajemen Jiwasraya tengah melakukan strategi efisiensi guna menekan biaya operasional perusahaan. Salah satunya, dengan melakukan program rightsizing struktur organisasi yang telah mengacu serta memenuhi ketentuan dan peraturan yang berlaku.
Dia menyebutkan keputusan ini diambil lantaran beban kerja perusahaan sudah banyak berkurang pasca dilakukannya pengalihan portofolio (polis) disertai aset dan liabilitas. Kemudian tidak adanya aktivitas penjualan produk selama pelaksanaan program restrukturisasi, hingga strategi efisiensi ini diterapkan dalam rangka menekan kerugian yang dialami Jiwasraya sejak lama.
Dengan begitu bisa tetap bertahan hingga selesainya program restrukturisasi. Mahelan mengatakan langkah-langkah tersebut dilakukan demi menjaga nilai aset, sebelum akhirnya aset tersebut dialihkan bersama dengan portofolio pertanggungan (polis) ke perusahaan asuransi yang menjadi penanggung baru yaitu IFG Life.
"Oleh karenanya kami membutuhkan dukungan dan pengertian dari seluruh unsur, demi menyelamatkan nilai polis dari para peserta asuransi Jiwasraya. Nantinya, polis yang sudah direstrukturisasi dan dipindah tadi, pemberian manfaatnya akan diteruskan oleh IFG Life," tutur Mahelan.
[Gambas:Video CNBC]
Allianz Masih Optimis Permintaan Asuransi Jiwa Masih Tinggi
(rah/rah)