Terungkap! Investasi Pertamina Melejit, Ternyata Buat Ini..
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) menganggarkan investasi yang cukup jumbo pada tahun 2023 ini. Hal tersebut dikarenakan salah satu alokasi anggaran diperuntukkan untuk mengakuisisi 35% saham milik Shell di Blok Masela.
Pertamina melalui melalui Subholding Upstream yakni PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menganggarkan investasi sebesar US$ 5,7 miliar atau Rp 86,40 triliun (asumsi kurs Rp 15.158 per US$). Anggaran tersebut melonjak 44% dibandingkan realisasi investasi pada tahun sebelumnya yang hanya US$ 3,2 miliar.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengakui bahwa investasi untuk sektor hulu migas tahun ini memang cukup besar. Ini lantaran salah satu anggaran di tahun ini akan diperuntukkan untuk akuisisi Blok Masela. "Betul (akuisisi Blok Masela)," kata Nicke saat ditemui di Gedung DPR RI, dikutip Rabu (8/2/2023).
Meski demikian, Nicke belum mau membeberkan secara pasti besaran anggaran untuk akuisisi Blok Masela tersebut. Mengingat, Pertamina terikat dengan non-disclosure agreement (NDA) alias perjanjian larangan pengungkapan informasi.
"Gak boleh (kasih tahu) karena terikat NDA," ujar Nicke.
Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE), Wiko Migantoro beralasan naiknya anggaran untuk investasi tahun ini dilakukan untuk menggenjot peningkatan produksi migas perusahaan. Adapun produksi migas PHE ditargetkan tumbuh 5% dibandingkan realisasi 2022.
"Untuk peningkatan produksi, targetnya kita kan lebih tinggi dari 2022," ujar Wiko.
Wiko menjelaskan anggaran sebesar US$ 5,7 miliar tersebut diperuntukkan untuk investasi hulu dengan rincian, US$ 1,5 miliar untuk merger dan akuisisi, US$ 3,15 miliar untuk Business Development (BD) anorganik dan US$ 1,06 miliar untuk Non Business Development (NBD) organik.
"Anorganik itu kita akuisisi. Kalau organik ya development pengembangan sumur sumur eksisting yang tadi ada 900-an sumur dan lain lain," ujar dia.
Menurut Wiko untuk target produksi minyak dan gas bumi (migas) pada tahun 2023, perusahaan telah mematok sebesar 1,055 juta barel setara minyak per hari (boepd). Angka ini mengalami peningkatan 5% dibandingkan capaian 2022 yang hanya 1,018 juta boepd.
Seperti diketahui, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sebelumnya menargetkan proses pengalihan Participating Interest (PI) Shell di Blok Masela sebesar 35% ke Pertamina dapat rampung pada kuartal 1 tahun ini. Dengan begitu, proyek gas kebanggaan Presiden Joko Widodo ini dapat segera berprogres kembali.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan selain Pertamina, terdapat beberapa perusahaan migas dunia yang sebenarnya berminat masuk dalam pengelolaan Blok Masela. Diantaranya seperti perusahaan asal Malaysia yakni Petronas dan China National Offshore Oil Corporation (CNOOC).
"Nah jadi CNOOC juga berminat nanti tinggal mereka bicara dengan Pertamina kalau memang Pertamina akan menggunakan kemampuan dana untuk proyek lain kan bisa dipakai untuk konsorsium bersama yang lain," kata Dwi saat ditemui di Gedung DPR RI, Kamis (2/2/2023).
Menurut Dwi, Pertamina sendiri sejauh ini telah mengajukan perjanjian yang tidak mengikat atau non binding offer untuk rencana akuisisi PI Shell di Blok Masela. Kemudian nanti akan dilanjutkan kembali dengan proses binding offer yang ditargetkan tercapai pada Maret mendatang.
"Kemarin-kemarin kan non binding offer ya negosiasi. Kemudian ada non binding offer yang sudah mendekati. Ini kalau gak salah di Maret akan ada binding offer nanti bisa dicari," kata dia.
(pgr/pgr)