Ekonomi RI Tumbuh 5,31% di 202

Kala PDB RI Pecah Rekor, Sri Mulyani Tetap 'Siaga 1'

News - Hadijah Alaydrus, CNBC Indonesia
07 February 2023 11:15
Menteri Keuangan Sri Mulyani di acara Mandiri Investment Forum 2023, Rabu 1/2/2023.  (Dimas Ardian/Bloomberg via Getty Images) Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani di acara Mandiri Investment Forum 2023, Rabu 1/2/2023. (Dimas Ardian/Bloomberg via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Indonesia pada 2022 mampu tumbuh sebesar 5,31%. Hal ini menunjukkan pertumbuhan yang kuat di tengah perlambatan ekonomi global. Tingkat pertumbuhan ini jauh melampaui pertumbuhan tahun 2021 yang tercatat sebesar 3,7%.

Bahkan, Badan Pusat Statistik (BPS) telah menegaskan bahwa pertumbuhan 5,31% merupakan angka yang tertinggi sejak 2013. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan rasa syukurnya melihat pencapaian ini yang dapat dicapai di tengah tantangan besar dari kondisi global.

"Alhamdulillah meski sejak tahun 2022 pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan melambat, ekonomi Indonesia mencatatkan konsistensi tren pertumbuhan yang sangat baik," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Selasa (7/2/2023).

Dia berargumen pertumbuhan ini dicapai berkat efektivitas kebijakan penanganan pandemi Covid-19 berperan besar dalam menjaga keberlanjutan pemulihan ekonomi.

Dia pun mengungkapkan laju pertumbuhan positif juga tercatat di seluruh sektor lapangan usaha baik di triwulan IV maupun di sepanjang tahun 2022. Sektor-sektor strategis, termasuk manufaktur, pertanian, perdagangan, serta penunjang pariwisata mampu tumbuh kuat di tahun 2022.

Hal ini juga tercermin dari realisasi penerimaan perpajakan yang tumbuh sebesar 31,4% (yoy) di tahun 2022.

Namun demikian, Sri Mulyani menegaskan pemerintah tetap akan terus memantau risiko perekonomian dunia saat ini.

Pasalnya, risiko ketidakpastian masih cukup tinggi, meskipun risiko perlambatan ekonomi dunia diindikasikan mulai melunak. Dalam World Economic Outlook terbitan Januari 2023, IMF memprediksi pertumbuhan global tahun 2022 dan 2023 sebesar 3,4% dan 2,9%, atau lebih tinggi 0,2 persentase poin, dibanding proyeksi sebelumnya pada Oktober 2022.

"Revisi ke atas ini didorong penguatan kinerja di beberapa negara besar sejak akhir 2022 dan mulai meredanya tekanan inflasi dunia yang diprediksi melambat secara gradual di tahun 2023," kata Sri Mulyani.

Dia memastikan APBN 2023 juga telah dipersiapkan agar senantiasa waspada namun optimis kepada potensi perekonomian ke depan. Kesehatan fiskal tetap menjadi perhatian penting agar mampu secara cepat dan tepat dalam menyasar isu-isu kritikal, termasuk dalam pengendalian inflasi, stabilitas perbaikan kesejahteraan masyarakat, dan perbaikan investasi yang lebih kuat.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Sri Mulyani: Realisasi Kompensasi BBM Capai Rp 104 Triliun


(haa/haa)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading