Lebaran Bakal Jadi 'Motor Andalan' Ekonomi RI di Awal 2023
Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Neraca Produksi Badan Pusat Statistik Puji Agus Kurniawan melihat adanya peluang pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi pada kuartal I-2023. Hal tersebut dapat terjadi karena didorong oleh faktor musiman dalam pola pertumbuhan ekonomi, yakni musim produksi hasil pangan dan musim hari raya.
Puji mengatakan pada kuartal IV tahun 2022, lapangan usaha sektor pertanian sedang menjalani musim tanam, dimana hasil dari tanaman tersebut mulai dihasilkan pada bulan Maret atau April 2023. Sehingga hal tersebut berpotensi mendongkrak nilai pertumbuhan dari sektor pangan yang andilnya besar dalam total produk domestic bruto (PDB) Indonesia.
"Kalau melihat pertumbuhan ekonomi, faktor seasonalnya kita harus melihat q to q. Jadi kalau kita lihat di triwulan IV ini itu rendahnya kan hanya 0,36% itu karena penurunan yang terjadi di kategori pertanian karena musim. Artinya kan yang sharenya besar kan tanaman pangan ya, ini kan baru masuk musim tanam, dia baru berproduksi di Maret atau April," jelasnya kepada CNBC Indonesia, Senin (6/2/2023).
"Jadi kalau kita lihat triwulanan pasti di triwulan IV itu pertaniannya rendah, tapi nanti di triwulan I dan II dia mulai tinggi nah ini yang menunjukkan dia pola triwulanan, ada faktor musiman," tambahnya.
Selain itu, dia mengatakan masa puasa dan lebaran juga dapat membantu peningkatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2023. Pasalnya, tahun ini puasa akan berlangsung pada bulan Maret dan lebaran di bulan April.
Pada masa hari raya ini umumnya terjadi peningkatan konsumsi yang cukup signifikan terhadap produk industri baik pakaian, makanan, maupun produk industri lainnya. Oleh karena itu, hal ini memungkinkan para pengusaha untuk melakukan produksi barang sepanjang kuartal I. Dengan begitu, kemungkinan akan terjadi peningkatan nilai tambah pada sektor industri.
"Nah faktor musiman yang kedua yang terjadi di Indonesia itu, faktor lebaran. Nanti ketika lebaran itu kan pasti permintaan tinggi dan itu sudah dipersiapkan oleh industri itu dari triwulan I dia sudah siap-siap itu, sehingga nanti di triwulan 1 kemungkinan secara triwulan dia akan tinggi PDB nya," jelasnya.
"Sekarang lebaran mulai di di triwulan 1 bergeser, apalagi sekarang sudah di April itu bergeser lagi ke triwulan I yang jadi puncaknya," pungkasnya.
(haa/haa)