Rakyat Melarat Bayar Sewa Rumah, Erdogan Kekeh Menang Pemilu

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
05 February 2023 21:00
FILE PHOTO: Turkish Lira banknotes are seen in this October 10, 2017 picture illustration. REUTERS/Murad Sezer/File Photo
Foto: REUTERS/Murad Sezer

Jakarta, CNBC Indonesia - Banyak rakyat Turki yang sedang kesulitan berjuang karena mahalnya biaya hidup, imbas gejolak ekonomi. Namun Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berkeras mau pemilu dilaksanakan pada 14 Mei mendatang.

BBC menulis, di tengah gejolak ekonomi Erdogan telah mengumumkan pemilu pada 14 Mei mendatang, dalam upaya untuk tetap berkuasa. Setelah 20 tahun berada di puncak.

Pemilihan Presiden ini akan diadakan pada hari yang sama dan jajak pendapat menunjukan kedua kandidat bersaing ketat.

Namun kondisi ekonomi di Turki tengah sulit, dimana biaya untuk hidup naik drastis naik imbas dari inflasi.

"Saya membayar Lira 4.500 (US$ 240) untuk sewa tahun lalu, tapi pemilik unit mengatakan dia perlu menaikan harga," kata Seda, mengutip BBC, Minggu (5/2/2023).

Seda merupakan satu dari jutaan warga Turki yang tengah berjuang kerja keras untuk mengatasi biaya hidup di negara yang tingkat inflasinya resminya lebih tinggi dari 57%.

Nasib Seda juga kurang baik, meski dia sudah menggandakan biaya sewa flat-nya dua kali lipat. Dia tetap diminta pemilik unit untuk meninggalkan apartemennya.

Sehingga pencariannya pun berlanjut. Tetapi harga sewa flat telah melonjak hingga Lira 30.000 dan penghasilannya saat ini belum sebanding.

"Saya merasa sangat rentan, seolah -olah saya berada di hutan mencoba untuk bertahan hidup," kata Seda.

Rencana Erdogan untuk menstimulasi ekonomi saat ini mulai dari subsidi energi, menggandakan upah minimum dan pensiun, serta memberi kesempatan bagi dua juta orang untuk segera pensiun.

Tetapi seorang lelaki tua yang berbelanja bahan makanan di pasar di Istanbul tidak terkesan terhadap hal itu. Karena menurut dia itu kurang berhasil.

"Tiba tiba kita menjadi lebih miskin tahun ini. saya pikir inflasi yang kita rasakan di jalan adalah 600% tetapi kenaikan pensiun hanya 30%," katanya.

Beberapa analis juga berpendapat bahwa tanggal pemilihan yang lebih awal dapat membantu Erdogan memanfaatkan langkah stimulusnya. Tetapi Konsultan Global Source Partners Turki Atilla Yesilada percaya bahwa inflasi akan menggerus kenaikan gaji ini.

"Kecuali ada penyesuaian upah dan pensiun lainnya. rasa syukur yang dirasakan beberapa pemilih saat ini akan hilang dengan cepat," katanya.

Sedangkan Oposisi utama Presiden Erdogan adalah aliansi partai sayap kiri dan kanan yang dikenal sebagai Table of Six. Mereka berjanji akan membalikan kebijakan ekonomi dan memperkenalkan kebijakan moneter yang lebih ketat, serta memulihkan independensi bank sentral.

Meski mereka belum belum memiliki calon presiden, namun kemungkinan keputusan akan datang pada 13 Februari mendatang. Calon kuatnya yaitu Kemal Kilicdaroglu pemimpin partai oposisi utama Turki, Partai Rakyat Republik (CHP).


(tib)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lapor Pak Erdogan! Inflasi Turki Turun Tajam di Januari

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular