
Goks Erdogan! Inflasi Turki Nyaris Tembus 65%

Jakarta, CNBC Indonesia - Tingkat inflasi tahunan Turki mendekati 65% pada Desember 2023. Pencapaian angka tertinggi ini menempatkan Turki pada jalur untuk mencapai puncak yang diperkirakan sebesar 70-75% pada Mei 2024 mendatang.
Tim baru ekonom ramah pasar pimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan memperkirakan inflasi akan mulai turun dari mendekati rekor tertinggi dalam empat bulan. Angka tersebut mencapai angka tertinggi selama satu dekade, yaitu 85% pada Oktober 2022 dan kemudian turun sebelum melanjutkan kenaikan yang stabil.
Tingkat inflasi tahunan resmi Turki meningkat menjadi 64,77% pada Desember, dari 61,98% pada November. Namun laju kenaikan bulanan sebesar 2,93% merupakan yang terkecil dalam enam bulan terakhir.
"Tren inflasi yang mendasarinya sedikit membaik, dan ekspektasi inflasi stabil dalam beberapa bulan terakhir," kata Bartosz Sawicki, analis pasar di rumah investasi Conotoxia, seperti dikutip AFP.
![]() Presiden Turki Tayyip Erdogan memberi isyarat saat menghadiri konferensi pers dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz. (REUTERS/Liesa Johannssen) |
Liam Peach dari Capital Economics mengatakan angka terbaru "secara umum akan menenangkan bank sentral".
Para analis menyalahkan Erdogan - yang menyebut suku bunga tinggi sebagai "ibu dan ayah dari segala kejahatan" - karena memicu spiral inflasi dengan memaksa bank sentral yang independen untuk mulai memangkas biaya pinjaman pada tahun 2021.
Erdogan kemudian berbalik arah setelah memenangkan pemilihan ulang yang sulit pada Mei tahun lalu, di mana ia menunjuk ekonom terkemuka Mehmet Simsek sebagai menteri keuangan dan mantan eksekutif Wall Street Hafize Gaye Erkan yang bertanggung jawab atas bank sentral.
Bank sentral sejak itu menaikkan suku bunga acuan Turki menjadi 42,5% dari 8,5%. Keputusan ini mematahkan keengganan Erdogan terhadap biaya pinjaman yang tinggi di masa lalu. Erdogan telah mendukung program baru mereka, yang menandakan pembalikan kebijakan ekonomi besar-besaran setelah lebih dari dua dekade berkuasa di Turki.
(tfa/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Karma' Kebijakan Erdogan, Inflasi Turki Meroket 61,53%