Temukan Beras Bulog Dioplos di Cipinang, Buwas Bilang Begini
Jakarta, CNBC Indonesia - Pada saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) hari ini (Jumat, 3/2/2023) Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas menemukan tumpukan beras yang diduga oplosan dari beras premium impor milik Bulog.
Dengan naluri polisinya, Buwas mencoba mengidentifikasi praktik-praktik pelanggaran tindak pidana yang berkemungkinan dilakukan oleh para pedagang di pasar induk tersebut. Dan ini yang dia katakan ke pedagang beras.
"Kalau polisi tuh selalu curiga, nuduh tak boleh tanpa barang bukti. Nah ini salah satunya (bukti). Kan ini ada banyak kemasan (dan) karung kosong (milik Bulog). Makanya ini saya mau beli, saya mau cek ke lab, saya mau cari tahu," kata Buwas kepada wartawan.
Dengan ditemukan banyaknya karung kosong milik Bulog di bagian terpencil gudang tersebut, dan karung beras premium merek 'Lumbung Rejeki' membuat kecurigaan Buwas semakin kuat, oleh sebab itu ia ingin memeriksa beras yang sudah dikemas dengan sampul baru tersebut ke lab, untuk diujikan apakah sama dengan beras impor yang didatangkan Bulog untuk operasi pasar. Temuan tersebut ia temukan di gudang E10.
Buwas mengatakan bahwa tindakan pelanggaran tersebutlah yang telah menyebabkan harga beras medium terus melambung tinggi beberapa bulan belakangan ini.
"Ini yang perlu saya tahu. Karena dihitungnya, ini dibeli dari saya Rp 8.300 dipindahin kesitu ya jadi Rp 12.000, betul nggak? Nah, dijualnya berapa? Ya Rp 12.000 karena dianggap ini adalah (beras premium) produksi dalam negeri, gitu loh," ujarnya.
Namun, untuk menindak lebih lanjut dari tindakan pelanggaran tersebut, Buwas mengatakan kalau dirinya tidak memiliki kewenangan, sebab saat ini status dia adalah Direktur Utama Perum Bulog.
Sementara itu, yang akan menindaklanjuti pelanggaran tersebut setelahnya adalah Satgas Pangan. Buwas hanya bisa membantu dalam perihal pemberian bukti temuannya dan nama dari para pelanggar tersebut.
"Ini harusnya bukan tugas saya. itu tugasnya Satgas Pangan. Ini wujud kerawanan yang bisa terjadi. Kalau ini terjadi berapapun yang dikucurkan gak ada gunanya. Saya nalurinya polisi jadi beda," tuturnya.
(wur/wur)