Lapor Pak Erdogan! Inflasi Turki Turun Tajam di Januari
Jakarta, CNBC Indonesia - Inflasi Turki turun menjadi 57,68% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Januari 2023.
Meskipun turun tajam dari laju inflasi pada Desember 2022 sebesar 64,27% yoy, akngka inflasi tersebut masih berada di atas ekspektasi pasar sebesar 53,5% yoy.
Kenaikan harga yang masih cukup tajam disebabkan oleh serangkaian kenaikan harga pada tahun baru, termasuk untuk angkutan umum, produk dan jasa tembakau, serta kenaikan harga pangan.
Jajak pendapat Reuters menunjukkan bahwa inflasi tahun ini akan terus turun menjadi 41%. Angka tersebut hampir dua kali lipat dari perkiraan bank sentral sebesar 22%, memperpanjang tekanan biaya hidup yang menjadi perhatian utama warga menjelang pemilihan presiden dan parlemen Mei mendatang.
Adapun, inflasi sempat mencapai titik tertinggi dalam 24 tahun sebesar 85,51% yoy pada Oktober, dipicu oleh serangkaian pemotongan suku bunga yang mengejutkan, sesuai arahan Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Kebijakan tersebut telah dimulai pada September 2021 dan menyebabkan jatuhnya mata uang Turki pada akhir tahun itu.
Bank sentral telah memangkas suku bunganya menjadi 9% dari 19% sejak 2021, untuk membalikkan defisit neraca berjalan yang kronis dengan meningkatkan investasi dengan pinjaman yang lebih murah.
"Tekanan inflasi eksternal mungkin berkurang, tetapi suku bunga riil Turki yang sangat negatif benar-benar mengimbangi keuntungan itu dan menghasilkan prospek yang mengkhawatirkan," tulis Tatha Ghose, Analis di Commerzbank.
(luc/luc)