Heboh Pabrik Baju Dijual, Mesin Dilego ke Pakistan-Bangladesh

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha garmen mulai mengibarkan 'bendera putih' karena kondisi pasar tekstil tak juga membaik hingga saat ini. Semakin marak, pabrik garmen yang dijual.
Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSYFI) Redma Gita Wirawasta mengatakan, fenomena pabrik dijual pun tak hanya sekadar berpindah tangan ke pemodal lain. Pabrik-pabrik itu bahkan ada yang dijual lepas. Akibatnya, kata dia, pabrik yang dijual lepas kemungkinan besar tak akan dioperasikan lagi sebagaimana fungsi awalnya.
"Kalau dia sudah jual, dia nggak akan nyala lagi. Kecuali yang dibeli sama investor tekstil lagi, tapi di beberapa kejadian agak susah," katanya kepada CNBC Indonesia, Jumat (3/2/2023).
Ia berharap, investor-investor baru yang berkecimpung tetap berasal dari sektor tekstil agar industrinya bisa tetap berjalan. Pasalnya, tekstil merupakan industri padat karya dimana banyak pekerja, bahkan hingga puluhan ribu menggantungkan hidupnya di sektor ini.
Sayangnya, harapan itu tidak selalu kejadian. Banyak investor luar tekstil yang mencaplok dan menjadikannya menjadi bisnis lain. Alhasil, banyak mesin yang tidak lagi digunakan.
"Barang pabrik kaya mesin dijual, biasanya diekspor, karena bisa dijual ke luar. Banyak mesin-mesin kita dijual ke luar negeri banyak juga, ke Pakistan, Bangladesh," kata Redma.
Sinyal fenomena pabrik garmen dijual memang sudah terendus beberapa waktu belakangan. Terutama sejak tsunami PHK di sektor tekstil dan produk tekstil (TPT). Di situs jual beli properti, terpantau pabrik-pabrik ex-garmen terpantau ramai-ramai dijual.
Seperti pabrik ex-garmen di Tambun, Bekasi. Pabrik ini ditawarkan senilai Rp45 miliar, dengan luas 17.000 m2.
Selain itu, ada pabrik ex-garmen di Bitung, Tangerang yang ditawarkan dengan harga Rp125 miliar total.
Menurut agen yang mengunggah iklan di situs penjualan properti online, pabrik tersebut sudah tak beroperasi selama setahun.
"Dijual cepat bekas pabrik garmen (setahun tdk beroperasi) Pabrik di jl. Utama Prabu Siliwangi Jatiuwung. Dari keluar tol Bitung arah Jatiuwung sekitar 3,5 km, kalau keluar tol Kedaton 9 km. Luas tanah 3 ha, bangunan. 1,3 ha. Dijual 125 m nego," begitu deskripsi si agen.
[Gambas:Video CNBC]
Serba Berat, Pengusaha 'Nangis' Minta Pemerintah Pikir-pikir
(dce)