Internasional

Putin Warning Ancaman Baru ke Barat

sef, CNBC Indonesia
03 February 2023 06:10
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri konferensi pers setelah pertemuan trilateral dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan di Sochi, Rusia 31 Oktober 2022. (via REUTERS/SPUTNIK)
Foto: Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri konferensi pers setelah pertemuan trilateral dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan di Sochi, Rusia 31 Oktober 2022. (via REUTERS/SPUTNIK)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Rusia Vladimir Putin, memberikan peringatan baru ke negara-negara Barat. Ia dengan tegas mengancam mereka yang disebutnya "membahayakan" Rusia dan menyerang secara khusus Jerman karena menyetujui tank tempur untuk Ukraina.

Ancamannya datang setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan bahwa Kremlin sedang mengkonsolidasikan pasukannya untuk serangan baru. Zelensky berbicara di Kyiv di samping Ketua Uni Eropa (UE) Ursula von der Leyen, saat blok itu mengatakan ingin menyelesaikan sanksi baru ke Rusia, tepat 24 Februari nanti atau setahun serangan Kremlin ke Ukraina.

"Ini tidak dapat dipercaya tetapi benar. Kita kembali diancam oleh tank Leopard Jerman," ujar Putin di kota Volgograd, saat memperingati kemenangan Tentara Merah melawan pasukan Nazi 80 tahun lalu,dikutip AFP, Jumat (3/2/2023).

"Kami memiliki sesuatu untuk ditanggapi," ancamnya. "Perang modern dengan Rusia akan sangat berbeda," tambahnya lagi memberi peringatan.

Tak dijelaskan apa yang akan dikeluarkan Putin untuk membalas barat. Namun sejumlah pihak memang khawatir dengan nuklir Rusia.

Sebelumnya Barat memang menyetujui pengiriman tank tempur ke Ukraina. Tidak hanya Jerman, tapi juga Amerika Serikat (AS) dan Inggris.

Terbaru, dimuat Reuters, dua pejabat AS mengatakan pemerintah Joe Biden akan menawarkan Kyiv paket bantuan militer senilai US$2,2 miliar. Ini termasuk rudal jarak jauh.

Rudal yang dimaksud adalah roket Ground Launched Small Diameter Bombs (GLSDB), senjata baru yang dirancang oleh Boeing. Jika dipasok ke Ukraina pada 2023, ini akan menandai ekspor dan penggunaan senjata pertama dalam pertempuran

GLSDB dapat meluncur ke target lebih dari 150 kilometer. Ini diyakini akan makin merubah "wajah perang" setelah sebelumnya penggunaan sistem HIMARS AS yang mampu menembak roket hingga 80 km, membuat kekalahan pasukan Rusia.

Kecaman ke Barat, juga dikatakan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov. Ia menuduh Barat tak 'sekadar' ingin membantu Ukraina, tetapi juga menghancurkan Moskow.

Lavrov juga mengecam kunjungan Ursula von der Leyen. Kunjungannya bersama tim komisaris dan diplomat paling senior blok tersebut dilakukan sehari sebelum pertemuan puncak Ukraina-UE.

"Ursula von der Leyen... mengatakan bahwa hasil dari perang seharusnya adalah kekalahan Rusia, jenis kekalahan yang selama beberapa dekade, selama beberapa dekade, Rusia tidak dapat memulihkan ekonominya," kata Lavrov dalam komentar yang disiarkan di televisi pemerintah Rusia, dikutip AFP, Kamis.

"Apakah ini bukan rasisme, bukan Nazisme, bukan upaya untuk menyelesaikan 'masalah Rusia'," tambah Lavrov.

Perang antara Rusia dan Ukraina masih berlangsung. Serangan telah memasuki bulan ke-11 dan konflik masih terus berlangsung hingga kini.

Sejauh ini Ukraina berhasil memukul mundur pasukan Rusia di beberapa wilayahnya. Kyiv juga mendapatkan pasokan senjata dan bantuan dari negara-negara lain, khususnya negara anggota aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Ngamuk di Tahun Baru, Perang Rusia-Ukraina Makin Ngeri

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular