Transisi Energi Bawa Berkah ke Industri, Kok Bisa?

Jakarta, CNBC Indonesia- Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury menuturkan bahwa agenda transisi energi yang di dorong pemerintah untuk mengejar target Net Zero Emission (NZE) pada 2060 dapat meningkatkan permintaan nikel.
Hal tersebut dianggap sebuah peluang, karena Indonesia termasuk sebagai salah satu negara yang memiliki cadangan nikel terbesar di dunia.
"Indonesia saat ini memang memiliki total cadangan untuk nikel di dunia berkisar antara 26%-28%. Jadi sangat signifikan. Kalau kita lihat ini kesempatan dan ini menjadi visi Presiden Jokowi bagaimana Indonesia bisa menjadi salah satu atau bahkan justru menjadi sentral produksi bateri, khususnya di Asia," ungkap dia kepada CNBC Indonesia, Rabu (1/2/2023).
Seperti diketahui, nikel dianggap punya peranan penting dalam transisi dari energi karena merupakan bahan baku energi ramah lingkungan seperti baterai kendaraan listrik.
Hal tersebut membuat Pemerintah memiliki ambisi besar dalam membawa Indonesia menjadi raja baterai dunia dengan melakukan hilirisasi pertambangan dan membentuk ekosistem kendaraan listrik.
Namun untuk mencapai hal tersebut lanjut Pahala Mansury, Indonesia masih memiliki sejumlah tantangan, terutama dari sisi teknologi dan produksi.
"Jadi pengembangan teknologi menjadi salahsatu tantangan untuk kita. Kuncinya bagaimana kita bisabermitradan membuat kerja sama yangwin-win, bukan hanya mendatangkan teknologi, melainkan mengembangkan investasi," ujar Pahala.
Untuk hilirisasi nikel, investasi produksi baterai ditargetkan masuk bisa mencapai US$ 6 miliar atau mendekati Rp 90 triliun.Dia menyebutkan hilirisasi nikel menjadi baterai bisa memberikan nilai tambah hingga 55 kali.
Sementara tantangan dari sisi produksi, bahan baku baterai masih diperlukan impor, padahal Indonesia memilik sumbernya.
"Bauksit, alumina, lebih banyak impor padahal bauksit kita punya. Jadikami mengharapkan dengan kolaborasi Antam dan Inalum menjadi upaya (hilirisasi) agar bauksit, bisa jadi alumina," kata dia.
Saat ini produksi alumunium di Indonesia masih jauh dari kebutuhan dalam negeri. Bahkan dia menyebut produksinya baru memenuhi sepertiga dari total kebutuhan.
[Gambas:Video CNBC]
Tak Mudah Pensiunkan PLTU Batu Bara, Butuh Biaya Jumbo!
(dpu/dpu)