Saat Pandangan Jokowi & Tim Ekonomi RI Kerap Ikuti IMF

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandangan lembaga resmi internasional seperti Bank Dunia dan International Monetary Fund (IMF) kerap menjadi acuan pemerintah dalam melihat situasi ekonomi global.
Baru-baru ini, IMF lewat laporan World Economic Outlook edisi Januari 2023 mengungkapkan, saat ini perekonomian global tak sesuram seperti ramalan sebelumnya.
Dengan perkembangan terkini, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global pada 2023 mencapai 2,9%, lebih tinggi dari outlook IMF terakhir pada Oktober 2022 yang memperkirakan ekonomi dunia dapat tumbuh 2,7%.
Sementara itu, IMF justru memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,8% pada 2023.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk Indonesia dari IMF tersebut lebih rendah jika dibandingkan ramalan terakhirnya pada Oktober 2022 yang memperkirakan ekonomi Indonesia bisa tumbuh sebesar 5%.
IMF tak memerinci penyebab dipangkasnya proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023. Namun, IMF menyebut ketidakpastian ekonomi global masih akan terjadi pada tahun ini.
Apa yang disampaikan IMF tersebut kemudian juga menjadi acuan pemerintah dalam menyusun kebijakan. Hal ini terkonfirmasi dari pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, dan Menteri BUMN Erick Thohir yang diungkapkan baru-baru ini.
Presiden Jokowi dalam mengungkapkan kondisi ekonomi global saat membuka acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2023 kemarin Rabu (1/2/2023) di Hotel Fairmont, Jakarta.
Jokowi juga menekankan bahwa saat ini tekanan ekonomi global mulai mereda. Sehingga awan gelap yang dahulu selalu diungkapkan ke publik, sepertinya tidak akan terjadi.
"Saya dapat info tekanan global, tekanan ekonomi global terhadap ekonomi kita sudah agak mereda. Apa yang dulu kita takutkan banyak yang tak terjadi. Ini patut kita syukuri," jelas Jokowi dikutip Kamis (2/2/2023).
Hal senada juga diungkapkan oleh Sri Mulyani Indrawati saat melakukan konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
"Tekanan global mereda pada akhir kuartal IV-2022. Tekanan inflasi global mulai berkurang meskipun kita melihat tetap pada tingkat tinggi, seiring dengan masih tingginya harga-harga energi dan pangan," jelas Sri Mulyani dikutip Kamis (2/2/2023).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir saat membuka acara MIF 2023 di Hotel Fairmont, Jakarta.
"Tentu Alhamdulilah IMF sendiri sepertinya resesi tak terjadi. Ekonomi Indonesia tetap positif di atas 5% diatas rata2 negara lain baik G20 atau dunia," jelas Erick.
Senada juga diungkapkan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo. Bank sentral memutuskan untuk menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari sebelumnya 2,6% menjadi 2,3%.
Saat menyampaikan sambutannya dalam Laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia (LTABI) 2022 pada 30 Januari 2023, Perry menyebut pihaknya masih akan waspada, karena perekonomian global masih belum bersahabat.
"Tahun 2023 kita harus waspada, global masih belum bersahabat, masih bergejolak," ujar Perry dikutip Kamis (2/2/2023).
Kendati demikian, BI optimistis dan memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan mencapai 4,5% hingga 5,3%. "Kemungkinan sekitar 4,9%, bisa saja dengan konsumsi cepat, bisa mengarah ke 5%," jelas Perry.
[Gambas:Video CNBC]
IMF Ramal Sepertiga Dunia Resesi, Nasib RI Bagaimana Nih?
(cap/cap)