
Ekspor Timah Disetop, Pabrik Diramal Baru Siap 2 Tahun Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah saat ini tengah bersiap untuk memberlakukan larangan ekspor mineral mentah berupa timah batangan atau tin ingot pada tahun ini. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya peningkatan nilai tambah di dalam negeri.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ridwan Djamaluddin mengatakan, dalam rangka menyikapi rencana pelarangan ekspor timah, pihaknya sudah melakukan diskusi, perhitungan dan pendalaman terkait beberapa topik. Salah satunya mengenai kesiapan industri timah yang akan masuk ke tin soldier, tin plate hingga tin chemical.
Menurut Ridwan, modal yang perusahaan keluarkan untuk masuk industri hilir timah cukup bervariasi. Misalnya, untuk tin soldier diperlukan sebesar Rp 20 miliar, tin chemical Rp 300 miliar dan tin plate hingga Rp 2,3 triliun.
"Adapun waktu yang diperlukan, konstruksi diperlukan 2 tahun, ini angka umum jadi kira kira kalau ada pertanyaan, kapan kita siap kalau industri kita bangun sekarang dua tahun lagi pabriknya siap," ungkap Ridwan dalam acara Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII, Rabu (1/2/2023).
Di sisi lain, dalam menjalankan kebijakan larangan ekspor timah, pemerintah juga ingin memastikan agar program hilirisasi ini dapat berjalan sesuai dengan rencana. Oleh sebab itu, diperlukan keterlibatan perusahaan global untuk mensukseskan pengembangan hilrisasi timah di dalam negeri.
"Ketika larangan ekspor diberlakukan, bahasa sederhananya bisa membuat tapi tidak bisa menjual, sehingga strategi umum yang kami pertimbangkan kami berusaha merangkul pemain global agar melakukan hilirisasi di hilir timah," katanya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Akan Larang Ekspor Timah, ESDM Minta Saran Pengusaha