Jokowi Putar Balik! Tadinya Dunia Suram, Kini Agak Cerahan
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam berbagai pidatonya tak lagi banyak menyebut tentang 'kesuraman' ekonomi global yang bisa membayangi perekonomian tanah air.
Beberapa pidatonya beberapa kesempatan, Jokowi kini lebih senang untuk mengajak masyarakat lebih bersyukur, karena Indonesia telah berhasil keluar dari petaka yang diakibatkan dari pandemi Covid-19.
Meskipun, kata Jokowi beberapa sektor ekonomi di Indonesia belum sepenuhnya pulih, akibat terkena dampak dari pandemi Covid-19.
Ucapan rasa syukur Jokowi itu terdengar pertama kali saat dirinya membuka Rapat Koordinasi Nasional Transisi Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional 2023 di Gedung AA Maramis, kantor pusat Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (26/1/2023)
Pun kemudian terus digaungkan di dalam beberapa kesempatan seperti saat membuka sambutan dalam Perayaan Imlek Nasional 2023, Minggu (29/1/2023).
Terakhir, juga disampaikan Jokowi saat memberikan sambutan di acara Mandiri Investment Forum 2023 kemarin Rabu (1/2/2023).
Pada kesempatan itu Jokowi mengungkapkan, masyarakat Indonesia wajib untuk bersyukur, karena berhasil mengendalikan Covid-19 dengan baik dan akhir tahun 2022, tepatnya pada Desember PPKM sudah dicabut.
Di hadapan ribuan investor yang hadir di acara Mandiri Investment Forum 2023, Jokowi pun mengajak semuanya untuk selalu optimistis dalam memandang perekonomian di tanah air.
"Kita harus optimis, jangan ada yang tidak optimis satu orang pun. Karena di 2022 secara tahunan perkiraan kita 5,2% sampai 5,3% growth kita. Dan inflasi masih terkendali di 5,5%. PMI juga di angka ekspansif 50,9. Kalau kita lihat angka-angka seperti ini kita tak optimis, keliru," ujarnya.
Jokowi juga menekankan bahwa saat ini tekanan ekonomi global mulai mereda. Sehingga awan gelap yang dahulu selalu diungkapkan ke publik, sepertinya tidak akan terjadi.
"Saya dapat info tekanan global, tekanan ekonomi global terhadap ekonomi kita sudah agak mereda. Apa yang dulu kita takutkan banyak yang tak terjadi. Ini patut kita syukuri," jelas Jokowi lagi.
Satu hal lagi yang membuat Jokowi optimis untuk ekonomi Indonesia, yakni pertumbuhan ekonomi Indonesia dibilang sudah merata ke seluruh provinsi di Indonesia.
Indonesia, kata Jokowi sudah tidak lagi 'Jawa Sentris'. Hal ini terlihat, bahwa pertumbuhan investasi di Maluku, Sumatera atau di luar Pulau Jawa sudah tumbuh 54% dan pertumbuhan investasi di Jawa sudah mencapai 47%.
"Ini sangat-sangat baik, karena hampir semua negara rebutan investasi," tuturnya.
Bahkan Jokowi yakin, di saat usia emas Indonesia atau ulang tahun RI ke-100 pada 2045, bangsa ini sudah menjadi negara maju.
Rasa optimis itu, kata Jokowi asalkan Indonesia bisa terus konsisten melakukan hilirisasi berbagai komoditas sumber daya alam. Karena lewat hilirisasi Indonesia bisa mendapatkan banyak keuntungan atau cuan.
"Kita harapkan di 2045 PDB kita di angka perkiraan saya US$ 9 triliun sampai US$ 11 triliun. Dan income per capita kita berada di angka US$ 21.000 hingga US$ 29.000. Jadi negara maju kita," ujarnya.
Adapun untuk diketahui, dalam laporan World Economic Outlook (WEO) edisi Januari, International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan tahun ini ekonomi Indonesia akan tumbuh 4,8%.
Proyeksi itu lebih rendah dibanding proyeksi sebelumnya. Dalam WEO edisi Oktober 2022, IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 bisa mencapai 5%.
(cap/cap)