Internasional

Prancis Panas! Demo Besar Pecah, 1,2 Juta Orang Serbu Jalanan

sef, CNBC Indonesia
01 February 2023 07:40
Para pengunjuk rasa berbaris melalui pusat kota Paris ketika lebih dari 400.000 orang turun ke jalan-jalan di ibu kota Prancis untuk berdemonstrasi menentang rencana reformasi pensiun Presiden Macron dan kenaikan biaya hidup sebagai bagian dari pemogokan nasional pada 19 Januari 2023 di Paris, Prancis. Menyusul pengumuman pemerintah Prancis untuk mendorong usia pensiun dari 62 menjadi 64, serikat pekerja menyerukan aksi sosial massal dengan karyawan di bidang transportasi, pendidikan, energi, dan layanan kesehatan bergabung dengan pemogokan nasional, dengan protes besar di seluruh Prancis. Serikat CGT Prancis juga mengancam akan memutus pasokan listrik untuk anggota parlemen dan pengusaha di tengah pemogokan nasional. (Kiran Ridley/Getty Images)
Foto: Prancis (Getty Images/Kiran Ridley)

Jakarta, CNBC Indonesia - Demo besar mengguncang Prancis Selasa (31/1/2023) karena rencana Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk mereformasi sistem pensiun. Setidaknya 1,27 juta orang turun ke jalan kemarin.

Ini merupakan putaran kedua, dari sebelumnya 19 Januari. Bukan hanya Paris, massa berkumpul hampir di seluruh negeri, termasuk Marseille, Montpellier, Lyon, Nantes dan Bordeaux.

Dalam catatan AFP, demo tersebut menjadi yang terbesar sejak 2021. Di mana terdapat 1,23 juta orang terlibat.

"Pemerintah harus mendengar penolakan besar-besaran terhadap ini dan menariknya," kata wakil serikat pekerja Force Ouvriere, Patricia Drevon, dalam konferensi pers bersama dengan para pemimpin buruh lainnya seraya menegaskan protes akan berlangsung lagi Selasa dan Sabtu depan.

"Ini salah satu demonstrasi terbesar yang diselenggarakan di negara kami dalam beberapa dekade," kata ketua serikat pekerja lain, CFDT moderat, Laurent Berger.

Sebenarnya usia pensiun di Prancis lebih lama dibanding negara Eropa kebanyakan yakni 62 tahun. Namun pemerintah Presiden Emmanuel Macron hendak menunda usia pensiun 2 tahun, menjadi 64.

Ia pun ingin memperpanjang periode pembayaran pensiun. Ini guna mendapat tambahan 17,7 miliar euro (US$ 19,1 miliar) dana untuk membendung defisit yang diperkirakan terjadi tahun-tahun mendatang.

Hal ini ditentang pekerja. Namun dari data OECD, Prancis memang menjadi yang tertinggi, membelanjakan uangnya untuk pensiun dibanding negara industri lain.

"Kami membutuhkan orang-orang untuk bergabung dalam gerakan pemogokan agar memiliki dampak nyata. Protes setiap 10 hari tidak akan cukup untuk membuat pemerintah mundur," tambah seorang pensiunan guru, Viviane Rongione.

"Saya tidak ingin menunggu sampai saya berusia 64 tahun. Saya seorang guru taman kanak-kanak dan tidak mungkin mengajar sampai usia lanjut. Kami selalu harus berjongkok, dan lutut saya sudah sakit," kata Sandrine Carre, 52, di kota barat daya Bordeaux.

"Saya terus melakukan shift malam dan itu semakin sulit saat ini," tamah warga lain, Christian (54) yang menjadi pekerja rephrasing simulator penerbangan di Toulouse.

Meski berlangsung damai, bentrokan kecil terjadi di Paris, antara aktivis anarkis dan sayap kiri dengan polisi. Aparat dilaporkan menangkap 18 orang.

Sementara itu, dalam survey OpinionWay, 60% orang Prancis mendukung protes. Ini diyakini membuat partai Macron dan sekutunya yang tidak memiliki mayoritas suara absolut di parlemen, harus bekerja keras meloloskan UU.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Prancis Memanas! Demo Besar-besaran Pecah di Seluruh Negeri

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular