
Pantas Harga Beras Menggila, Stok Defisit! Ini Datanya

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengakui, kondisi beras selama 6 bulan belakangan ini adalah defisit. Hal ini menjadi ironi jika mengacu klaim pemerintah yang beberapa kali menyebut Indonesia mengalami surplus beras.
Arief menjelaskan, jika dilihat dari survei Kerangka Sampel Area (KSA) BPS selama 6 bulan terakhir, kebutuhan beras nasional rata-rata per bulan adalah sebanyak 2,5 juta ton. Namun, produksinya hanya mampu sampai dengan 1,3-1,4 juta ton per bulan.
"Berarti itu kan artinya short. Short itu yang menyebabkan kalau di market gabah kering panen (GKP) itu rebutan," kata Arief kepada wartawan usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR, Selasa (31/1/2023).
Sementara itu, harga beras terpantau masih melanjutkan tren naik, semakin menjauhi harga tertinggi di tahun 2022. Panel Harga Badan Pangan menunjukkan, harga beras hari ini, Selasa (31/1/2023), naik Rp30 jadi Rp11.600 per kg untuk jenis medium dan naik Rp40 jadi Rp13.240 per kg untuk jenis premium.
Harga tersebut adalah rata-rata nasional di tingkat pedagang eceran, data dikutip pukul 18.47 WIB.
Mengutip paparan Bapanas saat RDP, KSA BPS amatan Desember 2022 menunjukkan, proyeksi produksi beras pada bulan Desember 2022 sebesar 1,14 juta ton, Januari 2023 sebesar 1,51 juta ton, Februari 2023 sebesar 3,23 juta ton.
Proyeksi produksi-konsumsi di bulan Januari 2023 defisit 1 juta ton sehingga masih perlu dilakukan intervensi untuk stabilisasi harga secara maksimal.
Sementara itu, menurut Arief, dengan harga gabah yang tinggi justru membuat para petani senang karena harga gabah yang dibeli adalah Rp 6 ribu per kg, sementara di beberapa wilayah harganya ada yang masih Rp 5.300 per kg.
"Sebenernya sih hari ini petani senang, karena harga gabah yang dibeli Rp 6 ribu, ada yang Rp 5.300 tapi daerah mana gitu ya. Tapi kalau kita beli di Karawang itu harganya masih Rp 5.900-6 ribu per kg. Kalau itu dipilah, di Tangerang ada ongkos kirimnya Rp 200 perak," tuturnya.
Namun, cetus Arief, jika harga gabah di angka Rp 6 ribu per kg maka akan sulit untuk membuat harga beras dengan harga Rp 8.300 per kg.
"Karena biasanya kalau harga gabahnya Rp 4 ribu per kg, harga berasnya Rp 8 ribu per kg. Kalau harga gabahnya Rp 5.500 per kg harga berasnya itu sudah terbentuk Rp 12 ribu per kg," katanya.
"Jadi kalau kita mau memperbaiki struktur harga memang produksi itu jadi sesuatu yang penting sehingga kita semua ini tumbuh, mudah-mudahan bulan Maret-April ini menjadi puncak panen padi di Indonesia," pungkas Arief.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Beras Terus Naik, Ternyata Ini Biang Keroknya