Energy Corner Special B35

Fantastis! Biodiesel Bisa Bikin RI Hemat Devisa Rp161 Triliun

Anisa Sopiah, CNBC Indonesia
Selasa, 31/01/2023 12:47 WIB
Foto: Menteri Koordinator Ekonomi RI, Airlangga Hartarto sebagai kunci pembicara dalam acara Energy Corner Special B35 Implementation bertajuk "B35 Untuk Ketahanan dan Kemandirian Energi Menuju Transisi Energi yang Merata dan Berkeadilan" pada (31/1/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mengungkapkan Indonesia akan menghemat devisa sebesar US$ 10,75 miliar atau sekitar Rp 161 triliun (asumsi kurs Rp 14.979 per US$) pada 2023.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, penghematan devisa pada 2023 tersebut berasal dari pelaksanaan program pencampuran biodiesel sebesar 35% pada minyak Solar alias B35 yang efektif berlaku mulai besok, Rabu, 1 Februari 2023.

"Implementasi kebijakan B35 diharapkan dapat menghemat devisa sebesar US$ 10,75 miliar," ungkapnya dalam acara peluncuran B35 'Energy Corner Special B35 Implementation' CNBC Indonesia, Selasa (31/01/2023).


Tak hanya menghemat devisa, program biodiesel B35 ini menurutnya juga bisa mendatangkan keuntungan lainnya buat negeri ini, antara lain meningkatkan nilai tambah di industri hilir sawit sebesar Rp 16,76 triliun, dan juga mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 34,9 juta ton CO2.

"Sebagai wujud nyata pemerintah mempercepat transisi energi yang inklusif dan berkelanjutan, maka sejak 1 Februari 2023 tingkat pencampuran biodiesel dinaikkan menjadi 35%," tuturnya.

Dengan adanya pengurangan emisi karbon tersebut, maka menurutnya ini merupakan langkah konkret pemerintah untuk mengatasi krisis iklim dunia. Ini juga sekaligus bisa mendorong investasi berkelanjutan di Tanah Air sesuai komitmen yang tertuang dalam pertemuan G20 di Bali pada November 2022 lalu.

"Dalam COP selalu ada komitmen dari negara besar untuk menginvestasikan a hundred billion tapi dalam realisasinya tidak terlaksana, namun Indonesia mengambil inisiatif sendiri dalam B35," tuturnya.

Dia menjelaskan, Indonesia sudah menjalankan program biodiesel 2,5% (B2,5) sejak 2008 lalu, lalu ditingkatkan menjadi 20% pada 2016, dan 1 Januari 2020 menerapkan biodiesel 30% (B30).

Airlangga mengatakan, pada saat peluncuran B30 pada 2020 lalu Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengatakan bahwa RI tidak akan berhenti pada B30 dan akan terus ditingkatkan.

"Dan hari ini kita implementasi mandatori biodiesel tidak semata terkait penyediaan bahan bakar nabati sebagai substitusi bahan bakar Solar pada mesin diesel, namun juga untuk membawa Indonesia transformasi energi bersih dengan ketahanan dan kemandirian energi, mengurangi ketergantungan kepada BBM impor jenis minyak Solar," jelasnya.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Presiden Prabowo Subianto Resmikan Proyek EBT Senilai Rp 25 T