CNBC Indonesia Research

Cek Fakta! Dana Ratusan Triliun Bikin Orang Miskin Berkurang?

Maesaroh, CNBC Indonesia
30 January 2023 17:00
Duh! Jurang si Kaya & si Miskin di Indonesia Semakin Lebar
Foto: Infografis/Duh! Jurang si Kaya & si Miskin di Indonesia Semakin Lebar/Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia- Penurunan angka kemiskinan di Indonesia tidak selalu sejalan dengan besarnya anggaran perlindungan sosial (perlinsos). Data juga menunjukkan angka kemiskinan baru turun satu tahun setelah ada gejolak ekonomi atau harga.

Merujuk data Kementerian Keuangan, anggaran perlinsos naik 8,4% dari Rp 398,15 triliun pada 2013 menjadi Rp 431,51 triliun pada 2022.

Sepanjang periode 10 tahun tersebut, anggaran perlinsos terbesar tercatat pada 2020 yakni Rp 497,97 triliun sementara yang paling rendah adalah pada 2016 yakni Rp 215 triliun.

Besarnya anggaran perlinsos pada 2020 disebabkan tingginya kebutuhan untuk memitigasi dampak pandemi Covid-19.

Anggaran perlinsos tersebar di sejumlah instansi baik Kementerian/lembaga ataupun non-KL.

Anggaran perlinsos yang disalurkan K/L paling banyak terserap untuk Penerima Bantuan Iuran (PBI) disusul kemudian dengan program kartu sembako, dan program Indonesia pintar.

Anggaran untuk PBI tercatat Rp 46,46 triliun pada 2022 atau sekitar 10,8% dari total. Anggaran untuk program kartu sembako tercatat Rp 45,12 triliun.

Untuk non K/L, alokasi anggaran terbesar adalah untuk subsidi Rp 194,28 triliun dan bantuan langsung tunai (BLT) sebesar Rp 28 triliun.

Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan rata-rata angka kemiskinan pada 2012-2022 tercatat 10,48%.

Angka kemiskinan terendah tercatat pada September 2019 yakni 9,22% sementara tertinggi pada Maret 2012 yakni 11,96%.

Anggaran perlinsos biasanya dinaikkan saat ada gejolak harga atau ekonomi yang mengakibatkan peningkatan angka kemiskinan. Contohnya adalah pada 2014, 2020, dan 2022 di mana jumlah penduduk miskin meningkat karena ada kenaikan harga BBM dan pandemi Covid-19.

Data juga menunjukkan besarnya alokasi anggaran perlinsos tidak serta merta menurunkan angka kemiskinan pada tahun berjalan dan tahun berikutnya secara signifikan.

Saat pemerintah menaikkan harga BBM pada 2014, anggaran perlinsos naik drastis menjadi Rp 439,67 triliun dari Rp 398,15 triliun pada 2013.

Jumlah penduduk miskin tetap bertambah signifikan yakni  0,86 juta menjadi 28,59 juta atau 11,22% per Maret 2015.

Angka kemiskinan baru turun cukup besar per Maret 2016 atau sekitar 1,5 tahun setelah kenaikan harga BBM subsidi.

Cerita berulang pada 2020 di mana anggaran perlinsos naik tajam. Namun, angka kemiskinan tetap melonjak dan baru turun di bawah double digit per September 2021.

Lain cerita dengan 2019 di mana angka kemiskinan mencatat rekor terendahnya sepanjang sejarah Indonesia.  Pada 2019, anggaran perlinsos hanya naik tipis Rp 14,57 triliun menjadi Rp 308,38 triliun.

Jumlah penduduk miskin per September 2019 turun sebanyak 0,36 juta.  Tingkat kemiskinan per September 2019 turun menjadi 9,22% dari 9,82% per September 2018.

Pada 2016, anggaran perlinsos dipangkas sekitar Rp 15,79 triliun menjadi Rp 215 triliun.  Namun, jumlah penduduk miskin tetap berkurang cukup signifikan yakni 0,25 juta menjadi 27,76 juta.

Penurunan kemiskinan pada dua tahun tersebut ditopang oleh rendahnya inflasi, relatif tingginya pertumbuhan ekonomi, berkurangnya angka pengangguran, serta terkendalinya harga komoditas pangan penting seperti beras.

Pertumbuhan ekonomi pada 2019 dan 2016 tercatat 5,02%. Inflasi 2019 tercatat 2,72% sementara pada 2016 sebesar 3,02%. Sebagai catatan inflasi pada 2022 tercatat 5,51%, tertinggi dalam delapan tahun terakhir.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular