
Luhut Sambangi Kenya-Kongo-Zimbabwe, Ini Sederet Hasilnya...

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melakukan kunjungan kerja ke tiga negara Afrika, yaitu Kenya, Republik Demokratik Kongo, dan Zimbabwe, pada tanggal 20 Januari 2023 hingga 24 Januari 2023. Juru Bicara Luhut, Jodi Mahardi, menjelaskan terdapat tiga tujuan kunjungan tersebut, yaitu mendorong Kerja Sama Selatan-Selatan dengan fokus kepada konservasi hutan tropis untuk meminimalkan dampak perubahan iklim dan kerja sama dalam hal pengelolaan sumber daya tambang (seperti mineral).
Kemudian perluasan pasar dari produk-produk unggulan ekspor Indonesia ke Afrika dan mendorong peningkatan peran Indonesia (Presiden Joko Widodo) dalam membantu negara-negara Afrika terkait dengan pengelolaan sumber daya alam serta model pembangunan melalui sharing pengalaman implementasi kebijakan.
Jodi menjelaskan, dalam kunjungan ke Kenya, Luhut bertemu dengan Presiden Kenya Willam Ruto dan membahan potensi kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Kenya.
"Perluasan pasar ekspor produk kelapa sawit Indonesia ke Kenya melalui kerja sama investasi processing facilities dan ekspor produk jadi seperti minyak goreng. Mengingat Kenya memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan negara afrika lainnya (total pasar 300 juta orang), maka Kenya juga bisa menjadi hub untuk ekspor produk unggulan Indonesia ke negara Afrika lainnya," kata Jodi kepada CNBC Indonesia, Kamis (26/1/2023).
"Hal ini didukung juga dengan kondisi keamanan dan situasi politik yang stabil di Kenya. Kenya sudah setuju memberikan bea masuk 0% untuk produk turunan kelapa sawit dari Indonesia (tarif awal 35%)," lanjutnya.
Menurut Jodi, Kenya menawarkan untuk membuka perkebunan tebu dan kelapa sawit bagi pengusaha Indonesia, dengan memberikan lahan dengan gratis. Ada pula kerja sama investasi garmen dan tekstil, di mana Kenya memiliki tarif 0% untuk ekspor produk garmen dan tekstil ke Amerika Serikat.
"Hal itu dapat dimanfaatkan oleh pengusaha dari Indonesia," ujarnya.
Lebih lanjut, Jodi mengatakan, Kenya menawarkan ekspor daging dan sapi ke Indonesia, di mana produk daging dan sapi dari Kenya sudah diekspor ke negara Timur Tengah.
"Hal itu bisa menjadi alternatif suplai dari Australia dan India yang selama ini menjadi pemasok utama daging dari Indonesia," katanya.
Ada pula rencana perluasan pasar ekspor untuk produk farmasi dan obat-obatan serta produk-produk alutsista dari Indonesia ke Kenya.
"Pemerintah Kenya sudah sepakat untuk membentuk task force guna merealisasikan kerjasama tersebut di atas. Task force tersebut akan terbagi menjadi tiga bidang, yaitu perdagangan dan investasi, pertahanan dan industri strategis, serta energi dan pertambangan," ujar Jodi.
Dia menambahkan, Kenya adalah potensi pasar yang perlu mendapatkan prioritas untuk perluasan pasar produk-produk ekspor unggulan dari Indonesia karena tiga aspek:
a. Memiliki GDP yang relatif tinggi, yaitu US$ 2.200, sehingga mempunyai daya beli yang memadai
b. Situasi keamanan dan stabilitas politik yang baik
c. Memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan negara-negara Afrika Timur yang lain dengan total akses pasar mencapai 300 juta orang.
Jodi lantas menjelaskan, dalam kunjungan ke Republik Demokrasi Kongo, Luhut bertemu dengan PM Sama Lukonde dan jajaran. Sebelumnya di Davos, Swiss, Luhut juga sudah menemui Presiden RDK Felix Tshikedi.
"Dalam agenda kunjungan ke Kongo, kami fokus kepada kerja sama konservasi kawasan hutan tropis dan carbon credit, serta penjajakan kerja sama di bidang pertambangan," ujar Jodi.
"Mereka meminta Indonesia dapat berbagi pengalaman dalam peningkatan tata kelola pertambangan untuk meningkatkan kontribusi terhadap perekonomian secara keseluruhan," lanjutnya.
Jodi menambahkan, Indonesia juga mengusulkan Kerja Sama Selatan-Selatan dan sharing pengalaman dalam hal peningkatan tata kelola pertambangan sebagai pintu masuk untuk peningkatan kerja sama ekonomi Indonesia dengan Kongo, terutama sambil mengevaluasi peluang investasi tambang di Kongo.
Dalam kunjungan ke Zimbabwe, Jodi mengatakan Luhut diterima oleh Presiden Zimbabwe Emmerson Mnangagwa dan Wakil Presiden Constantino Chiwenga. Fokus kerja sama dengan Zimbabwe adalah Kerja Sama Selatan-Selatan, perluasan pasar produk ekspor Indonesia dan penjajakan potensi kerja sama di bidang pertambangan, terutama untuk pertambangan Lithium.
Dalam hal perluasan pasar, menurut Jodi, Zimbabwe telah menyetujui pendaftaran dua jenis vaksin dari Biofarma yang juga dapat dipasarkan untuk negara Afrika lainnya, permintaan terhadap produk-produk pertahanan dari Indonesia (seperti kendaraan taktis, senjata, amunisi, dan lain-lain), permintaan peremajaan unit CN 235 yang dioperasikan oleh Angkatan Bersenjata Zimbabwe, dan permintaan produk minyak goreng dengan kemasan dua liter.
"Dalam bidang pertambangan, Pemerintah Zimbabwe secara spesifik mengundang investor dari Indonesia untuk berpartisipasi dalam pertambangan Lithium. Pemerintah Zimbabwe juga meminta bantuan dari Indonesia untuk menyusun roadmap dan strategi hilirisasi dari bahan tambang yang ada di Zimbabwe," kata Jodi.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Diam-diam Luhut 'Blusukan' di Kenya-Kongo-Zimbabwe, Ada Apa?