
Jokowi Akan ke Zimbabwe, Ajak Garap Harta Karun Super Langka

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengadakan pertemuan dengan Presiden Zimbabwe Emmerson Mnangagwa di State House Harare, Zimbabwe, Selasa (24/1/2023) waktu setempat. Salah satu poin penting berkaitan dengan kerja sama ekonomi kedua negara.
"Luhut terkesan dengan kebijakan ekonomi Presiden Mnangagwa dan menyampaikan kalau Presiden Joko Widodo akan mengunjungi Zimbabwe sebelum akhir tahun ini," tulis salah satu media Zimbabwe, The Herald, yang dikutip CNBC Indonesia, Kamis (26/1/2023).
Menurut Luhut, 'mantra' Presiden Mnangagwa "Zimbabwe is open for business" telah mengundang berbagai negara untuk mengintip peluang bisnis di Zimbabwe. Dia mengatakannya setelah bertemu Presiden Mnangagwa.
Luhut juga menyampaikan keinginan Indonesia meningkatkan kerja sama kedua negara.
"Kami melakukan diskusi yang sangat baik dengan Presiden Emmerson Mnangagwa dan terdapat dua area kerja sama yang kami diskusikan, yaitu kehutanan dan pertanian serta Kerja Sama Selatan-Selatan. Kemudian terkait pertambangan. Indonesia memiliki critical mining (mineral berharga yang terbatas), begitupun Zimbabwe," ujar Luhut.
Menurut dia, Zimbabwe merupakan salah satu negara di Afrika yang diberkahi dengan sumber daya mineral yang banyak dan dapat dieksploitasi untuk keuntungan masyarakat.
"Kami ingin melihat bagaimana kedua negara bisa berkolaborasi dan melihat bagaimana kami bisa berbagi pengalaman dalam melakukan hilirisasi. Sebab, hilirisasi menciptakan lapangan kerja untuk masyarakat, sebagaimana di Indonesia, kami menciptakan lapangan kerja karena hilirisasi nikel, bauksit, timah, CPO, dan komoditas lainnya," kata Luhut.
Eks Kepala Kantor Staf Presiden itu bilang Zimbabwe memiliki banyak potensi di sektor pertambangan dan pertanian yang dapat menciptakan jutaan lapangan kerja. Zimbabwe merupakan negara yang sangat kaya dan semangat Presiden Mnangagwa sangat baik dan dia juga setuju untuk bergabung dengan Kerja Sama Selatan-Selatan di bidang kehutanan dan critical mining.
"Hal lain adalah Presiden Joko Widodo berencana mengunjungi Zimbabwe sesegera mungkin, mungkin di bulan Juli atau September tahun ini. Kami akan lihat jadwal dan semoga Presiden Mnangagwa juga berkunjung ke Indonesia, " kata Luhut.
Lebih lanjut, dia mengatakan, kedua negara akan membentuk task force untuk mengimplementasikan kerja sama kedua negara lebih perinci.
Setelah menemui Presiden Mnangagwa, Luhut menemui Ketua Majelis Nasional Zimbabwe Jacob Mudenda. Parlemen dapat berperan dalam mendukung kolaborasi kedua negara di bawah kerangka Kerja Sama Selatan-Selatan dari sisi legislasi.
Juru Bicara Kemenko Marves Jodi Mahardi menambahkan, fokus kerja sama dengan Zimbabwe adalah South-South Cooperation, perluasan pasar produk ekspor Indonesia dan penjajakan potensi kerja sama di bidang pertambangan, terutama untuk pertambangan lithium.
"Dalam bidang pertambangan, Pemerintah Zimbabwe secara spesifik mengundang investor dari Indonesia untuk berpartisipasi dalam pertambangan lithium. Pemerintah Zimbabwe juga meminta bantuan dari Indonesia untuk menyusun roadmap dan strategi hilirisasi dari bahan tambang yang ada di Zimbabwe," tuturnya.
Dalam hal perluasan pasar, menurutnya Zimbabwe telah menyetujui pendaftaran dua jenis vaksin dari Biofarma yang juga dapat dipasarkan untuk negara Afrika lainnya, permintaan terhadap produk-produk pertahanan dari Indonesia (seperti kendaraan taktis, senjata, amunisi, dan lain-lain), permintaan peremajaan unit CN 235 yang dioperasikan oleh angkatan bersenjata Zimbabwe, dan permintaan produk minyak goreng dengan kemasan 2L.
Dalam kunjungan ke Zimbabwe ini, selain diterima oleh Presiden Zimbabwe Emmerson Mnangagwa, Luhut juga disambut Wakil Presiden Zimbabwe Constantino Chiwenga.
(miq/wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Luhut Sambangi Kenya-Kongo-Zimbabwe, Ini Sederet Hasilnya...