China Putar Balik, RI & Tetangga Ketiban Rezeki atau Musibah?
Jakarta, CNBC Indonesia - Pelonggaran aktivitas di China membuat Asean+3 Macroeconomic Research Office (AMRO), merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi kawasan Asean+3.
Adapun Asean+3 terdiri dari 10 negara Asia Tenggara yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Adapun negara Plus 3 yakni China, Hong Kong, Jepang, dan Korea.
AMRO mengungkapkan pertumbuhan ASEAN+3 pada 2022 mencapai 3,3% secara tahunan (year on year/yoy) pada tahun 2022, turun dari perkiraan sebelumnya yang sebesar 3,7%.
Sementara pada 2023 pertumbuhan di kawasan ASEAN+3 diproyeksikan menguat menjadi 4,3% (yoy), karena ekonomi China diperkirakan akan pulih dengan lebih kuat.
"Prospek pertumbuhan untuk tahun 2023 juga telah direvisi ke bawah karena ekonomi Plus 3," jelas AMRO dalam laporan edisi Januari 2023, dikutip Selasa (24/1/2023).
Perekonomian global diproyeksikan tumbuh dengan laju yang lebih lambat, karena aktivitas manufaktur di Amerika Serikat dan kawasan Eropa yang terus melemah.
Sehingga, permintaan eksternal yang lebih rendah akan menyebabkan pertumbuhan yang lebih moderat di Jepang dan Korea.
Pada saat yang sama, pertumbuhan ekonomi di China kemungkinan akan meningkat karena permintaan domestik pulih, setelah penghapusan langkah-langkah pengendalian Covid-19.
PDB Hong Kong diperkirakan akan pulih dengan kuat, karena pembatasan penahanan pandemi dicabut dan perbatasan dengan China daratan dibuka kembali.
Inflasi di kawasan ASEAN+3 pun diperkirakan menjadi 4,5% pada tahun ini, lebih rendah dari proyeksi lonjakan inflasi pada 2022 yang diperkirakan mencapai 6,3%.
Pengetatan kebijakan moneter, dengan adanya kenaikan suku bunga acuan, dinilai AMRO berhasil untuk menahan tekanan inflasi di sebagian besar perekonomian kawasan.
"Akibatnya, inflasi mereda di sebagian besar kawasan pada kuartal terakhir tahun 2022. Pengecualian adalah Laos dan Myanmar, di mana inflasi tetap tinggi karena depresiasi tajam mata uang mereka terhadap dolar AS," jelas AMRO.
Khusus untuk Indonesia, dalam laporannya, AMRO memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada 2022 akan mencapai 5,3% (yoy) dan akan melambat menjadi 5% pada 2023, dengan laju inflasi sebesar 4.6% (yoy).
(cap/mij)