Jreng, Ini Penampakan Harta Karun Bawah Laut RI
Jakarta, CNBC Indonesia - Laut Indonesia memiliki harta karun yang melimpah sisa kapal tenggelam zaman dahulu. Harta karun yang diangkat jenisnya cukup beragam. Yang paling banyak diangkat adalah piring, mangkok dan guci.
Menurut catatan CNBC Indonesia dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Senin (23/11/2023), sudah ada 11 kali pengangkatan harta karun bawah laut. Pengangkatan pertama dilakukan di Pulau Buaya tahun 1990. Kemudian berlanjut di tahun 1999, ada 3 pengangkatan yaitu di Batu Hitam dan Tuban serta perairan Blanakan. Pengangkatan kembali dilakukan di tahun 2002 dengan lokasi di Selat Karimata. Berlanjut di tahun 2004-2005 di perairan Cirebon.
Tahun selanjutnya, yaitu 2005 hingga 2006 pengangkatan dilakukan di perairan Teluk Sumpat. Pada 2006 juga dilakukan pengangkatan di Karang Heluputan.
Lalu ada juga pengangkatan di Laut Mandalika, Jepara, tahun 2007-2008. Perairan Karawang menyusul kemudian di tahun 2008-2009. Terakhir di perairan Belitung Timur tahun 2009. Sebagian besar yang diangkat berasal dari kapal China.
Selain guci, mangkok dan piring, emas juga kerap ditemukan. Meskipun harta karun bawah laut yang berhasil diangkat jenisnya hampir sama, tetapi ada perbedaan terutama di bagian corak, tekstur serta hiasan. Corak, tekstur dan hiasan biasanya menggambarkan kekuasaan era dinasti.
Tetapi ada juga hiasan langka yang ditemukan. Misalnya kapal Arabian Dhow yang tenggelam di Batu Hitam, Bangka Belitung. Kapal ini memuat banyak benda porselen pecah belah seperti piring, guci hingga mangkok dari China yang dibubuhi gambar kaligrafi Arab.
Kuat dugaan Arabian Dhow adalah kapal pengangkut barang pesanan dari China ke Timur Tengah yang tenggelam di Batu Hitam, Bangka Belitung. Barang porselen dibuat di China tetapi hiasan dipesan langsung oleh pembeli di Timur Tengah.
(wur/wur)