Orang Denmark Bakar Al-Qur'an, Gereja Ortodoks Buka Suara!

cap, CNBC Indonesia
23 January 2023 11:00
Patriark Ortodoks Rusia Kirill memimpin upacara pemakaman untuk imam agung Mikhail Vasilyev, pendeta militer yang meninggal di Ukraina selama akhir pekan, di katedral Kristus Sang Juru Selamat di Moskow pada 9 November 2022. - Mikhail Vasilyev terbunuh pada pagi hari tanggal 6 November
Foto: Patriark Ortodoks Rusia Kirill memimpin upacara pemakaman untuk imam agung Mikhail Vasilyev, pendeta militer yang meninggal di Ukraina selama akhir pekan, di katedral Kristus Sang Juru Selamat di Moskow pada 9 November 2022. (Dok. File - AFP/SERGEY VLASOV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gereja Ortodoks di Rusia melabeli pembakaran Al-Qur'an di Swedia sebagai bentuk vandalisme yang tidak bisa diterima. Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Kepala Departemen Sinode untuk Hubungan Gereja dengan Masyarakat dan Media Patriarkat Moskow, Vladimir Legoyda.

Legoyda menjelaskan, perjuangan politik seseorang tidak boleh melintasi batas kemanusiaan dan menyinggung hal-hal suci keagamaan.

"Pembakaran Alquran di dekat kedutaan Turki di Swedia adalah tindakan vandalisme yang tidak dapat diterima," ujarnya seperti dikutip dari TASS, Russian News Agency, Senin (23/1/2023).

"Seseorang tidak boleh meludahi sesuatu yang sakral bagi orang lain. Sebagai bagian dari perjuangan politik, seseorang tidak boleh melewati batas kemanusian dan menodai hal-hal suci," ujar Legoyda lagi.

Komunitas muslim di Rusia sebelumnya juga mengutuk pembakaran tersebut.

Seperti diketahui, pembakaran kitab suci Al-Qur'an terjadi kemarin Sabtu (21/1/2023), dilakukan oleh Rasmus Paludan, pemimpin partai politik sayap kanan Denmark Garis Keras. Paludan juga mengkritik NATO, Turki, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Swedia dan Finlandia tahun lalu mendaftar untuk bergabung dengan NATO setelah invasi Rusia ke Ukraina, dan semua 30 negara anggota harus menyetujui tawaran mereka.

Turki mengatakan Swedia khususnya harus terlebih dahulu mengambil sikap yang lebih jelas terhadap apa yang dilihatnya sebagai teroris, terutama militan Kurdi dan kelompok yang disalahkan atas upaya kudeta tahun 2016.

Dalam izin yang diperolehnya dari polisi, dikatakan bahwa protes Paludan dilakukan terhadap Islam dan apa yang disebut upaya Erdogan untuk mempengaruhi kebebasan berekspresi di Swedia.

Demonstrasi yang dilakukan oleh Paludan dan kawanannya, memprotes upaya Swedia masuk NATO dan untuk menunjukkan dukungan bagi Kurdi.

Pembicara berdiri di depan spanduk merah besar bertuliskan 'Kita semua PKK', mengacu pada Partai Pekerja Kurdistan yang dilarang di Turki, Swedia, dan Amerika Serikat.

Paludan, yang juga berkewarganegaraan Swedia, pernah menggelar sejumlah demonstrasi di masa lalu dimana dia membakar Al-Qur'an.


(cap/cap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Pembakaran Alquran di Swedia, Indonesia Buka Suara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular