
Jelang Imlek, Rumah Sakit China Kebanjiran Pasien Covid

Jakarta, CNBC Indonesia - China melaporkan lonjakan besar rawat inap yang disebabkan Covid-19 dalam sepekan hingga 15 Januari ke level tertinggi sejak pandemi dimulai. Hal itu terungkap dalam laporan mingguan yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kamis (19/1/2023).
Namun, WHO mengatakan sedang menunggu "data provinsi terperinci yang dipisahkan berdasarkan minggu pelaporan" tentang hampir 60.000 kematian tambahan di rumah sakit terkait Covid yang dilaporkan oleh China minggu lalu dan tidak memasukkannya ke dalam penghitungan.
Jumlah orang yang dirawat di rumah sakit karena penyakit tersebut di China naik 70% menjadi 63.307 dibandingkan dengan minggu sebelumnya. Ini adalah angka mingguan tertinggi yang dilaporkan China sejak Covid-19 pertama kali muncul lebih dari tiga tahun lalu.
Pada awal Desember, Beijing tiba-tiba mereformasi kebijakan nol-Covid yang selama tiga tahun sangat ketat dalam melakukan pengujian, pembatasan perjalanan, dan penguncian massal setelah protes yang meluas pada akhir November,. Sejak itu, kasus telah melonjak sejak saat itu di seluruh negara berpenduduk 1,4 miliar.
Adapun, WHO mengatakan China kurang melaporkan skala wabah dan organisasi itu telah berulang kali meminta data yang lebih rinci, termasuk kematian, kematian berlebih, dan urutan genetik.
Presiden China Xi Jinping menyatakan prihatin tentang situasi pandemi di perdesaan China. Hal tersebut terungkap dalam laporan kantor berita Xinhua jelang mudik jutaan orang untuk merayakan Tahun Baru Imlek.
Dia menekankan upaya untuk meningkatkan perawatan medis bagi mereka yang paling rentan terhadap virus di daerah perdesaan.
"Pencegahan dan pengendalian epidemi telah memasuki tahap baru, dan kita masih dalam periode yang membutuhkan upaya besar," kata Xi, menekankan perlunya "mengatasi kekurangan dalam pencegahan dan pengendalian epidemi di daerah perdesaan".
Otoritas transportasi memperkirakan bahwa lebih dari dua miliar perjalanan akan dilakukan selama periode 40 hari antara Januari dan Februari, hampir dua kali lipat jumlah tahun lalu dan 70% dari tingkat prapandemi.
Media negara melaporkan bahwa 30,2 juta orang melakukan perjalanan nasional pada hari Rabu saja.
Adapun, dalam sebuah penelitian yang dilakukan lembaga pembuat prediksi Airfinity, hasil ini didasarkan pada data dari provinsi regional China yang dikombinasikan dengan tingkat infeksi yang dialami oleh negara-negara yang melonggarkan pembatasan Covid-19.
Airfinity memperkirakan kematian kumulatif akibat Covid-19 di China mencapai 608.000 sejak Desember. Secara resmi, China melaporkan hampir 60.000 kematian terkait Covid di antara pasien yang dirawat di rumah sakit selama lima pekan.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Xi Jinping Buka Suara soal Covid China, Sampaikan Pesan Ini