
Chatib Basri Bawa Kabar Buruk dari Eropa, Berani Baca?

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan periode 2013-2014 Muhammad Chatib Basri membawa kabar buruk dari Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss. Kabar buruk ini pun bisa mempengaruhi perekonomian Indonesia.
Chatib Basri mengungkapkan, dalam pertemuan itu, pembahasan yang mencuat adalah masih besarnya kekhawatiran para otoritas ekonomi di berbagai dunia masih menyoroti perihal tingginya tingkat suku bunga acuan bank sentral di negara-negara maju.
Kekhawatiran ini, menurut Chatib, mencuat karena pasar tenaga kerja di Amerika Serikat hingga Eropa masih sangat ketat, sehingga mendorong tingkat upah masih terus tinggi meskipun tingkat inflasi di negara-negara itu cenderung mengalami penurunan.
"Implikasinya adalah bahwa dampaknya bank sentral di Amerika Serikat dan Eropa belum akan menurunkan tingkat bunga segera," ujar Chatib dikutip dari akun instagramnya @chatibbasri, Rabu (18/1/2023).
Di sisi lain, ia melanjutkan juga adanya risiko dalam jangka menengah dan panjang dari kebijakan China yang kembali membuka ekonominya setelah mengakhir kebijakan nol Covid-19 atau yang kerap kali dikenal sebagai zero covid policy.
"Hal yang positif adalah pembukaan dari ekonomi China dari pembukaan zero covid policy akan membawa dampak positif namun ada risiko dalam medium and long term," tuturnya.
Risiko jangka menengah dan panjang itu menurutnya akan berimplikasi pada harga-harga komoditas yang menurun, termasuk harga komoditas energi. Penurunan harga-harga ini kata Chatib Basri akan berimplikasi langsung terhadap kinerja ekspor Tanah Air.
"Hal yang perlu diantisipasi Indonesia adalah penuruan harga komoditas dan emergi akan bersampak pada komoditas ekspor Indonesia," ujarnya.
Kendati begitu, ia memastikan pelemahan kinerja ekspor Indonesia tidak akan membuat perekonomian Indonesia anjlok dalam hingga mengalami resesi. Sebab, Chatib Basri menekankan, porsi nilai ekspor terhadap total produk domestik bruto (PDB) Indonesia hanya 25%.
"Maka dampaknya akan sangat terbatas karena itu saya masih berpendapat bahwa probabilitas resesi terhadap Indonesia masih relatif kecil," tuturnya.
"Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kenaikan bunga yang tentu akan berdampak pada balance sheet effect di Indonesia," tegas Chatib Basri.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Chatib Basri Yakin RI Tidak Kena Badai Resesi 2023