Bukan Cuma RI, Aksi China di LCS Juga Bikin Negara Ini Pusing
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Filipina Ferdinand Marcos mengatakan bahwa ketegangan di Laut China Selatan yang disengketakan membuatnya dirinya terus "terjaga di malam hari". Negaranya berkomitmen untuk perdamaian meskipun ada klaim teritorial Beijing.
Berbicara di World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, Marcos mengatakan negaranya mengawasi sebagai "pengamat" setiap kali ketegangan meningkat setelah kapal perang China atau Amerika Serikat (AS) melintasi wilayah tersebut.
"Jika terjadi kesalahan di sini, kami akan menderita," katanya, dilansir AFP, Kamis (19/1/2023).
"[Situasi] membuat Anda terjaga di malam hari, membuat Anda terjaga di siang hari, membuat Anda terjaga hampir sepanjang waktu," kata Marcos, yang membahas masalah ini dengan Presiden China Xi Jinping saat berkunjung ke Beijing awal bulan ini.
"Ini sangat dinamis, terus berubah. Jadi Anda harus memperhatikannya untuk memastikan bahwa Anda setidaknya menyadari situasi saat ini sehingga Anda dapat merespons."
China dan Filipina berselisih atas Laut China Selatan, dengan Beijing mengeklaim kedaulatan atas hampir seluruh wilayah tersebut meskipun ada keputusan pengadilan internasional bahwa klaimnya tidak memiliki dasar hukum.
Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Brunei memiliki klaim yang tumpang tindih atas bagian laut itu, dan Manila memerintahkan militernya bulan lalu untuk meningkatkan kehadirannya setelah sebuah laporan bahwa China mulai merebut kembali beberapa daratan kosong di sekitar Kepulauan Spratly.
"Kami tidak memiliki klaim yang bertentangan dengan China. Apa yang kami miliki adalah China membuat klaim di wilayah kami, dan itu ... adalah cara kami mendekati masalah tersebut," kata Marcos.
Namun dia mengatakan kebijakan negaranya adalah "komitmen untuk perdamaian".
China dan Filipina berjanji untuk menyelesaikan ketidaksepakatan maritim melalui "konsultasi persahabatan" selama kunjungan Marcos.
(luc/luc)