Bukan RI, Negara Ini Temukan Harta Karun Baru di Mesir
Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan energi utama Italia, Eni, telah mengumumkan penemuan deposit gas lepas pantai baru di Mesir. Ini ditemukan di sumur eksplorasi Nargis-1 yang terletak di konsesi area lepas pantai Nargis di Laut Mediterania Timur.
Sumur Nargis-1 adalah bagian dari konsesi wilayah lepas pantai Nargis Mesir seluas 1.800 kilometer persegi yang dioperasikan oleh raksasa minyak dan gas Amerika Serikat (AS), Chevron.
Masing-masing Chevron dan Eni memiliki 45% saham dalam proyek eksplorasi, sementara 10% saham dimiliki oleh Tharwa Petroleum Company SAE dari Mesir.
"Volume cadangan di sumur sedang dievaluasi," kata EGAS milik negara Mesir, mengutip RT. Perusahaan ini menambahkan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan Chevron dan mitra lainnya untuk memulai produksi sesegera mungkin.
Eni telah hadir di Mesir sejak 1954 dan beroperasi melalui anak perusahaan IEOC. Perusahaan saat ini merupakan pemasok utama negara tersebut, dengan produksi hidrokarbon mencapai sekitar 350.000 barel setara minyak per hari.
"Penemuan baru di Nargis-1 dapat dikembangkan dengan memanfaatkan kedekatan dengan fasilitas Eni yang ada," kata kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan. Perusahaan yang dikendalikan negara sedang mencari sumber gas baru karena bertujuan untuk sepenuhnya menggantikan impor dari Rusia pada tahun 2025.
Mesir memiliki sekitar 2,21 triliun meter kubik cadangan gas dan terbukti menghasilkan lebih dari 95 miliar meter kubik pada tahun 2021. Negara ini memperkuat posisinya sebagai produsen gas setelah Eni menemukan ladang Zohr raksasa di Mediterania Timur pada tahun 2015 dengan perkiraan 850 miliar meter kubik gas alam.
Dalam 8 tahun terakhir, negara Afrika itu telah meningkatkan produksi gasnya hingga 66%. Pada tahun 2022, Mesir mengekspor sekitar 22 juta meter kubik gas alam cair, yang sebagian besar dikirim ke Eropa.
Tahun lalu, Uni Eropa menandatangani perjanjian dengan Mesir dan Israel untuk meningkatkan impor energi dari Mediterania Timur guna mengurangi ketergantungan pada Rusia, dan memungkinkan lebih banyak perusahaan Barat terlibat dalam eksplorasi gas di wilayah tersebut.
(luc/luc)