
Berharap Kucuran Angpao Dolar AS dari Turis China

Boooking ke negara Asia Tenggara naik delapan kali lipat dengan tujuan utama adalah Thailand, Singapura, Malaysia, Kamboja, dan Indonesia.
Kawasan Asia Tenggara menjadi pilihan selain dekat juga karena tidak ada persyaratan khusus untuk memasuki wilayah tersebut, seperti hasil tes antigen.
Seperti diketahui, China memprotes keras sejumlah negara seperti Amerika Serikat (AS), Australia, dan Jepang yang meminta warganya melakukan tes antigen sebelum memasuki negara tersebut.
Pemerintah Indonesia sendiri sudah mengumumkan tidak akan memberikan pembatasan kepada turis China meskipun kasus Covid di Tiongkok tengah meningkat tajam.
Kedatangan turis China ke Indonesia selama libur Imlek ini tentu saja diharapkan bisa mendatangkan devisa yang besar.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menargetkan kunjungan wisman pada tahun ini di angka 3,5-7,4 juta pada 2023.
Target devisa dari sektor pariwisata pada 2023 diharapkan terkumpul sebesar US$ 2,07-5,95 miliar. Sebagai catatan, jumlah devisa dari sektor pariwisata hingga Oktober 2022 tercatat US$ 4,2 miliar.
Jumlah warga China yang bepergian ke luar negeri berkembang pesat dalam 10 tahun terakhir. Sebanyak 155 juta warga China mengunjuungi berbagai negara pada 2019 atau sebelum pandemi.
Turis China juga menggerakan ekonomi banyak negara Asia Tenggara.
Berdasarkan data Heritage Foundation's 2021 Index of Economic Freedom, sebanyak 12 juta turis China mengunjungi Thailand pada 2019 tetapi jumlahnya menyusut hingga menjadi 13.043 wisatawan pada 2021.
Sementara itu, sekitar 3,6 juta warga China mengunjungi Singapura pada 2019 atau 13% dari total warga asing yang mengunjungi negara tersebut.
Namun, jumlah warga China yang mengunjungi Singapura hanya mencapai 88.000 pada 2021.
Berdasarkan data BPS, sebanyak 2,07 juta warga China mengunjungi Indonesia pada 2019. Jumlah tersebut setara dengan 12,5% dari total kunjungan turis pada tahun tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)[Gambas:Video CNBC]