China Mulai Buka-bukaan Data Covid ke WHO, Ini Hasilnya
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah China mulai membuka data terkait situasi Covid-19 di negaranya kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Hal ini terungkap dalam diskusi telepon antara WHO dan otoritas Negeri Tirai Bambu itu, Sabtu (14/1/2023).
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa Direktur Komisi Kesehatan Nasional China, Ma Xiaowei, telah memberikan informasi kepada WHO terkait berbagai hal seperti klinik rawat jalan, rawat inap, pasien yang membutuhkan perawatan darurat dan perawatan kritis, serta kematian di rumah sakit terkait infeksi Covid-19.
"WHO sedang menganalisis informasi ini, yang mencakup awal Desember 2022 hingga 12 Januari 2023, dan memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang situasi epidemiologis dan dampak gelombang ini di China," tulis rilis resmi pertemuan itu.
"WHO mencatat upaya otoritas China untuk meningkatkan perawatan klinis untuk populasinya di semua tingkatan, termasuk dalam perawatan kritis."
Dengan adanya data ini, WHO mengaku akan terus bekerja dengan China, memberikan saran dan dukungan teknis, dan terlibat dalam analisis situasi.
"Tedros juga menegaskan kembali pentingnya kerja sama dan transparansi China yang lebih dalam dalam memahami asal-usul pandemi Covid-19, dan dalam melaksanakan rekomendasi yang dirinci dalam laporan Strategic Advisory Group for the Origins of Novel Pathogens," tambah rilis itu.
Sebelumnya, China melaporkan ledakan kasus kematian akibat Covid-19 di wilayahnya. Secara rinci, China mencatat 59.938 kematian terkait Covid antara periode 8 Desember 2022 hingga 12 Januari 2023.
Kepala Biro Administrasi Medis di bawah Komisi Kesehatan Nasional, Jiao Yahui, mengatakan dalam konferensi pers bahwa hampir 60.000 kematian ini termasuk 5.503 kematian yang disebabkan oleh kegagalan pernafasan langsung karena virus. Sementara 54.435 lainnya disebabkan oleh penyakit komorbid ditambah dengan Covid.
(luc/luc)