Jokowi Sebut Dunia & RI Genting, Simak Ramalan IMF-Bank Dunia

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
16 January 2023 10:10
Presiden Joko Widodo menghadiri Rapat Koordinasi Nasional & Musyawarah Dewan Partai Bulan Bintang tahun 2023 pada (11/1/2023).
Foto: Presiden Joko Widodo menghadiri Rapat Koordinasi Nasional & Musyawarah Dewan Partai Bulan Bintang tahun 2023 pada (11/1/2023). (Tangkapan Layar Youtube Partai Bulan Bintang)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengungkapkan pandangannya terhadap situasi ekonomi terkini dunia. Menurutnya situasi perekonomian dunia sudah genting, tak terkecuali Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional dan Musyawarah Dewan Partai Bulan Bintang di Kelapa Gading, Jakarta Utara pada pekan lalu.

"Bahwa kita sekarang ini berada dalam kegentingan global," ujarnya, dikutip Senin (16/1/2023).

Oleh karena itu, Jokowi menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk bisa memahami dan memiliki perasaan yang sama, untuk bisa mempersiapkan diri menghadapi situasi yang sulit.

"Kita merasa normal-normal saja, padahal keadaan semua negara, termasuk Indonesia itu berada pada kegentingan global," kata Jokowi lagi.

Kegentingan situasi global saat ini, menurut Jokowi dipicu oleh permasalahan yang terus menerpa banyak negara sejak 2022.

Permasalahan tersebut diantaranya, keberadaan pagebluk alias pandemi Covid-19 yang belum berakhir, meletusnya perang Rusia dan Ukraina - yang menyebabkan krisis energi dan pangan di banyak negara.

Hingga permasalahan tren suku bunga acuan bank sentral di banyak negara, seperti Amerika Serikat (AS), yang menimbulkan gejolak di pasar keuangan.

"Bahkan minggu lalu, setelah tahun baru managing director IMF bahwa tahun 2023 sepertiga ekonomi dunia diprediksi mengalami resesi," tuturnya.

Ramalan sepertiga dunia bakal jatuh ke jurang resesi tersebut adalah yang terbesar dalam dua dekade terakhir.

"Sepertiga ekonomi dunia artinya jika ada 200 lebih negara artinya 70 negara akan mengalami resesi," paparnya

"Tahun 97/98 hanya 8 negara, sedikit sekali itu sudah mengganggu ekonomi kita. Ini 60 - 70 negara diperkirakan akan ambruk ekonominya. IMF mengatakan bahkan untuk negara yang tidak terkena resesi ratusan juta akan merasakan sedang mengalami resesi," ucap Jokowi.

Jokowi pun telah mengantongi, ada sebanyak 16 negara saat ini tengah menjadi pasien IMF karena ekonominya ambruk. Sementara 36 negara lainnya sedang dalam proses antrean untuk bisa diselamatkan IMF

Pernyataan Jokowi dunia sedang dalam masa kegentingan mungkin benar adanya. Sebab, lembaga internasional seperti IMF dan Bank Dunia juga memproyeksikan hal yang sama.

Tahun 2023 diprediksi sebagai tahun yang sulit, di mana dunia masih akan menghadapi 'The Perfect Storm'. Atas hal itu Indonesia diminta untuk waspada dalam menghadapi kemungkinan risiko yang terjadi.

Asal tahu saja, The Perfect Storm merupakan serangan atau badai ekonomi yang berasal dari berbagai sisi, baik itu inflasi dan suku bunga bank sentral yang tinggi, resesi ekonomi, dan tensi geopolitik.

Inflasi yang tinggi tentu membuat daya beli masyarakat akan tertahan. Pertumbuhan ekonomi dunia yang sebagian besar ditopang oleh konsumsi masyarakat, pada akhirnya akan mengalami kontraksi. Dan memicu resesi ekonomi hingga stagflasi.

Oleh karena itu, Indonesia harus bersiap diri dalam menghadapi gejolak perekonomian ke depan. Mengingat konsumsi masyarakat adalah penyumbang 56% sampai 57% pertumbuhan ekonomi nasional.

Adapun, IMF mempertahankan proyeksi ekonomi Indonesia untuk tahun ini sebesar 5,3%. Namun, memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dari 5,2% menjadi 5% pada 2023.

IMF pun mengatakan bahwa sepertiga perekonomian dunia akan mengalami resesi. Hal ini disampaikan oleh Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva dalam sebuah wawancara dengan CBS beberapa waktu lalu.

Georgieva mengatakan tahun 2023 akan menjadi tahun yang sulit bagi perekonomian global karena mesin utama pertumbuhan global - Amerika Serikat, Eropa, dan China - semuanya mengalami pelemahan.

"Kami memperkirakan sepertiga perekonomian dunia akan mengalami resesi. Bahkan negara yang tidak dalam resesi, akan terasa seperti resesi bagi ratusan juta orang," kata Georgieva.

Kemudian, World Bank atau Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023, dari 5,1% (yoy) menjadi 4,8% (yoy).

Rilis Bank Dunia edisi Desember 2022 memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,2% pada 2022, kemudian sedikit melambat menjadi 4,8% pada 2023, kemudian 4,9% pada 2024, dan naik menjadi 5% pada 2025.

"Dengan pertumbuhan yang diharapkan dapat dipertahankan rata-rata sebesar 4,9% dalam jangka menengah (2023-2025)," ujar Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Satu Kahkonen dalam siaran resminya yang dirilis pertengahan Desember 2022, dikutip Senin (16/1/2023).


(cap/cap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IMF & Bank Dunia Warning Ekonomi RI, Pak Jokowi Mohon Dengar!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular