Internasional

Chaos! Negara Ini Umumkan Status Darurat 30 Hari

luc, CNBC Indonesia
16 January 2023 06:10
Ratusan warga tiba di luar Istana Kehakiman untuk menuntut pengunduran diri Presiden Dina Boluarte dan keadilan bagi pengunjuk rasa yang meninggal kemarin di Lima, Peru pada 10 Januari 2023. (Klebher Vasquez/Anadolu Agency via Getty Images)
Foto: Ratusan warga tiba di luar Istana Kehakiman untuk menuntut pengunduran diri Presiden Dina Boluarte dan keadilan bagi pengunjuk rasa yang meninggal kemarin di Lima, Peru pada 10 Januari 2023. (Anadolu Agency via Getty Images/Anadolu Agency)

Jakarta, CNBC Indonesia - Status darurat di Ibu Kota Peru, Lima, dan dua kota lainnya, yakni Cusco dan Puno, serta pelabuhan Callao diperpanjang selama 30 hari seiring dengan kekacauan akibat protes selama berminggu-minggu terhadap Presiden Dina Boluarte yang telah menewaskan sedikitnya 42 orang.

Keadaan darurat memberi wewenang kepada tentara untuk campur tangan menjaga ketertiban dan menangguhkan beberapa hak konstitusional seperti kebebasan bergerak dan berkumpul.

Pendukung presiden yang digulingkan, Pedro Castillo, telah turun ke jalan dan memblokir jalan-jalan di seluruh negara Amerika Selatan tersebut sejak Desember, menuntut pemilihan baru dan pencopotan Boluarte yang menolak untuk mundur.

Protes dilakukan di Lima serta wilayah Andean selatan yang terpinggirkan, yang telah menjadi pusat kerusuhan.

Bahkan, beberapa kelompok pengunjuk rasa dari selatan berencana melakukan perjalanan ke Lima untuk "pengambilalihan kota".

"Kami memiliki keputusan untuk pergi ke Lima (mulai Senin), ya atau ya," kata Julio Vilca, seorang pemimpin protes dari Provinsi Ilave, di wilayah Puno. "Kami tidak dapat menunjukkan waktunya, karena yang kami inginkan adalah melakukan perjalanan dalam kesatuan," tuturnya, dikutip AFP, Senin (16/1/2023).

Adapun, lebih dari 100 penghalang jalan protes dipasang di seluruh Peru sejak Sabtu.

Demonstrasi massal anti-pemerintah pertama kali pecah pada awal Desember, setelah Castillo digulingkan dari jabatannya karena berusaha membubarkan Kongres. Ia pun berusaha mencegah pemungutan suara pemakzulan terhadapnya.

Peru secara politik tidak stabil dalam beberapa tahun terakhir, dengan Boluarte yang berusia 60 tahun menjadi orang keenam yang memegang kursi kepresidenan dalam lima tahun.

Castillo, yang sedang diselidiki dalam beberapa kasus penipuan selama masa jabatannya, telah ditahan selama 18 bulan, dengan tuduhan pemberontakan.

Kerusuhan sebagian besar terkonsentrasi di Andes selatan, tempat komunitas Quechua dan Aymara tinggal.

Komisi Hak Asasi Manusia Antar-Amerika, yang mengunjungi negara itu, mengatakan bahwa untuk mengakhiri krisis, kelompok-kelompok ini perlu diintegrasikan dengan lebih baik ke dalam masyarakat Peru.

Pihak berwenang bersikeras kelompok radikal berada di belakang protes, termasuk sisa-sisa kelompok gerilya komunis Shining Path.

Sebagai bukti, mereka telah mempresentasikan penangkapan mantan anggota organisasi itu minggu ini, Rocio Leandro, yang dikenal di dalam kelompok sebagai "Kamerad Cusi."

Menurut juru bicara kepolisian Jenderal Oscar Arriola, Leandro membiayai kerusuhan yang menewaskan belasan orang di wilayah Ayacucho.

Dia menyebut Leandro sebagai "seorang pembunuh Marxis, Leninis, Maois".


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Chaos di Seluruh Negeri! Para Menteri Ini Mengundurkan Diri

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular