
Tentara Putin Sukses Caplok Kota Soledar di Ukraina Timur

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia mengatakan bahwa pasukannya telah menguasai kota tambang garam Soledar di Ukraina timur. Pasukan Rusia pun mengklaim bahwa ini adalah kemenangan besar pertama di medan perang setelah mengalami kemunduran militer selama 6 bulan terakhir.
Kementerian Pertahanan menyatakan bahwa pasukan Rusia menduduki kota Soledar pada Kamis (12/1) malam waktu setempat. Kota itu diklaim telah lama menjadi fokus pertempuran sengit dan pengeboman, dikutip dari CNA, Jumat (13/1/2023).
Dengan menguasai kota tersebut, akan memungkinkan mereka untuk memotong rute pasokan Ukraina ke kota Bakhmut yang lebih besar, di barat daya, dan menjebak pasukan Ukraina yang tersisa di sana.
Kepala kelompok tentara bayaran Rusia Wagner mengatakan pada hari Rabu bahwa pasukannya telah mencapai pembebasan penuh dari kota pertambangan Soleda. Namun klaim itu dibantah oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy yang mengatakan pertempuran terus berlanjut.
"Penangkapan Soledar dimungkinkan oleh pengeboman terus-menerus oleh musuh dengan penyerangan dan penerbangan tentara, pasukan rudal, dan artileri dari sekelompok pasukan Rusia," kata Kementerian Pertahanan Moskow.
Ukraina mengatakan sebelumnya bahwa pasukannya masih bertahan di Soledar setelah malam pertempuran yang "panas", yang telah menjadi salah satu medan perang paling berdarah dari seluruh perang. Kedua belah pihak bahkan telah mengalami kerugian besar dalam perang untuk memperebutkan kota kecil itu.
Moskow belakangan memang sedang mencari kemenangan besar pertamanya setelah setengah tahun mundur. Sementara itu Kyiv mengatakan, Rusia si-sia mengirim tentara ke dalam pertarungan untuk tanah kosong yang dibom.
Para pejabat AS mengatakan kemenangan Rusia di Soledar, atau bahkan di Bakhmut, sebuah kota sepuluh kali lebih besar di mana Rusia sejauh ini berhasil dipukul mundur, tidak akan berarti banyak untuk perang secara keseluruhan.
"Bahkan jika Bakhmut dan Soledar jatuh ke tangan Rusia, itu tidak akan berdampak strategis pada perang itu sendiri," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby. "Dan itu pasti tidak akan berhenti. Ukraina atau memperlambat mereka".
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sekutu Putin Sebut Malapetaka Global Perang Ukraina, Ada Apa?