Internasional
Biden Buka Suara Skandal 'Catatan Rahasia' yang Bikin Geger

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden buka suara soal skandal 'catatan rahasia pemerintah' yang ditemukan di rumah dan kantor pribadinya. Ini kemudian menyeretnya dalam penyelidikan yang dilakukan Kementerian Kehakiman setempat.
Mengutip AFP, Jumat (13/1/2023), ia mengatakan menyikapi dokumen rahasia dan materi rahasia dengan serius. Pengacaranya juga telah melakukan sejumlah peninjauan.
"Kita akan bekerja sama sepenuhnya dan selengkapnya dengan tinjauan Kementerian Kehakiman," kata Biden kepada wartawan.
"Sebagai bagian dari proses itu, pengacara saya sudah meninjau tempat lain di mana dokumen dari waktu saya sebagai wakil presiden disimpan, dan mereka menyelesaikan peninjauan tadi malam," tambahnya.
Ia mengaku ada sejumlah kecil dokumen dengan tanda rahasia telah ditemukan di area penyimpanan dan perpustakaannya. Kehakiman pun sudah diberitahu.
Biden enggan menjawab banyak pertanyaan pers. Namun seorang pengacara Gedung Putih kemudian mengatakan bahwa dokumen tersebut ada "secara tidak sengaja di tempat yang salah".
Sebelumnya, dokumen-dokumen itu ditemukan dua kali di bangunan pribadi Biden. Pertama ditemukan November lalu dan kini baru-baru ini.
Dalam Aturan AS, presiden dan wakil presiden diharuskan oleh undang-undang untuk mengembalikan catatan pemerintah ke Administrasi Arsip dan Arsip Nasional ketika mereka tidak lagi menjabat. Sebelum menjadi Presiden AS, Biden adalah Wakil Presiden AS di masa pemerintahan Barrack Obama.
Konfirmasi baru dilakukan Gedung Putih pekan ini. Hal itu memicu tuduhan dari Partai Republik, oposisi partai asal Biden yakni Demokrat, bahwa dokumen itu dirahasiakan karena alasan politik partai.
Kepala komite pengawas DPR AS dari Republik, James Comer, mengatakan dia akan memimpin penyelidikan. Menurutnya ada banyak pertanyaan mengapa pemerintahan Biden merahasiakan masalah ini dari publik,.
"Siapa yang memiliki akses ke kantor dan kediamannya dan informasi apa yang terkandung dalam dokumen rahasia tersebut," ujarnya.
Dalam update terbaru, Jaksa Agung AS Merrick Garland pun telah menunjuk mantan jaksa federal Robert Hur sebagai penasihat khusus untuk menyelidiki penemuan catatan rahasia kedua Biden. Hur sebelumnya menjabat sebagai pengacara dari 2018 hingga 2021.
"Hur berwenang untuk menyelidiki apakah ada orang atau entitas yang melanggar hukum sehubungan dengan masalah ini," kata Garland dalam pernyataan publik yang dia buat saat penunjukan di Kementerian Kehakiman, dikutip dari CNBC International.
"Keadaan luar biasa," tambahnya lagi. Untuk penemuan pertama, Garland juga telah menugaskan John Lausch, seorang pengacara asal Chicago, untuk menangani penyelidikan.
Sebenarnya bukan hanya Biden yang terkena kasus demikian, mantan presiden Donald Trump juga menghadapi hal yang sama. Ia menyimpan sejumlah dokumen rahasia negara di kediamannya setelah meninggalkan Gedung Putih pada tahun 2021.
FBI mengambil sekitar 11.000 catatan setelah melakukan penggeledahan pada Agustus. Trump sendiri dapat menghadapi dakwaan penghalangan pengadilan setelah menghabiskan berbulan-bulan menolak upaya FBI itu.
[Gambas:Video CNBC]
Skandal Guncang Gedung Putih AS, Seret Anak Biden
(sef/sef)