
Siapa Nostradamus? Buat Ramalan Ngeri 2023 tapi Bukan Peramal

Jakarta, CNBC Indonesia - Setiap pergantian tahun, Nostradamus adalah sosok yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang. Dia dipercaya dapat meramal situasi di masa depan yang terbukti akurat.
Alhasil, banyak orang yang menanti hasil ramalannya terhadap tahun tertentu. Ramalan tersebut mereka jadikan pedoman hidup untuk mencegah kebenaran ramalan atau sebagai langkah persiapan diri jika ramalan tersebut benar.
Namun, sejatinya Nostradamus bukanlah peramal. Ini adalah kenyataannya.
Nostradamus lahir pada 14 Desember 1503 di Prancis dengan nama Michel de Notredame. Orang tuanya bernama Rayniere de St-Remy dan Jaume de Nostredame, seorang pedagang biji-bijian dan notaris keturunan Yahudi.
Berbeda dengan orang tuanya, Nostradamus meniti karir di dunia medis. Pada 1517, dia tercatat pernah kuliah jurusan kedokteran di Universitas Avigon. Namun, tidak sampai lulus karena sekolahnya luluh lantak diserang wabah penyakit pes.
Barulah pada 1522, dia kuliah lagi jurusan kedokteran. Tidak diketahui dirinya lulus dan diberi izin praktik atau tidak. Namun, delapan tahun kemudian dia merasa sudah cukup ilmu untuk terjun menangani pasien.
Dilansir Britannica, Nostradamus memulai praktik medisnya di Agen sekitar tahun 1530-an sampai 1544. Kepiawaiannya sebagai dokter membuat namanya dikenal.
Sebab, dia mampu mengobati pasien dari berbagai macam wabah yang menjamur di Prancis. Sampai akhirnya, dia punya tempat praktik sendiri di Kota Salon.
Para pasien memadati tempat praktiknya. Bahkan, dia juga menerbitkan dua buku kedokteran, salah satunya tentang kosmetik berjudul Traité des fardemens (1522).
Pada akhir dekade 1540-an, dia mengunjungi Italia. Tidak diketahui agenda kunjungannya ke sana. Namun, setelah pulang ke Prancis, Nostradamus mengalami perubahan pandangan dan kepribadian.
Dia tidak lagi ingin menjadi dokter dan memilih banting setir menjadi penyair. Sejak saat itulah dia menyusun kalimat-kalimat puitis berbahasa Prancis dalam ratusan sampai ribuan halaman. Syair tersebut memiliki nilai sastra yang tinggi. Kumpulan syair itu lantas dibukukan dan berjudul Les Propheties yang terbit pada 1555.
Buku inilah yang kemudian mengubah pandangan orang-orang terhadap Nostradamus. Dari yang semula dipandang sebagai dokter dan penyair, lalu karena buku itu, disebut sebagai peramal.
Menurut Stephen Gerson dalam How an Obscure Renaissance Astrologer Became the Modern Prophet of Doom (2012), hal ini terjadi karena buku Les Propheties ditafsirkan banyak orang lebih dari sekedar syair dan diprediksi mampu melihat masa depan.
Karena memiliki kalimat bernilai sastra tinggi, buku tersebut sangat membingungkan para pembaca. Akibatnya, mereka salah menafsirkan.
Pada saat bersamaan, kesalahan tafsiran tersebut sesuai dengan peristiwa yang terjadi saat itu. Alhasil, banyak yang percaya kalau buku tersebut berisi ramalan.
Sejak saat itulah, Nostradamus memiliki banyak pengikut karena dinilai mampu meramal. Nostradamus sendiri mungkin tidak bermimpi disebut peramal.
"Sumber akademik menolak anggapan Nostradamus memiliki kemampuan supranatural. Sebab, anggapan ini adalah hasil dari kesalahan tafsir dan kesalahan terjemahan, yang kadang sengaja dilakukan," tulis Peter Lemesurier dalam Nostradamus, Bibliomancer: The Man, the Myth, the Truth (2010).
Memang tidak ada pelarangan penafsiran. Tiap orang bebas dan punya hak interpretasi masing-masing. Namun, tambah Peter, "tafsiran yang kemudian jadi prediksi itu dapat diterapkan pada semua hal. Tidak merujuk pada peristiwa tertentu saja."
The Guardian menyebut bahwa berkat penafsiran yang asal-asalan ini banyak oknum yang mendapat untung besar dari penerbitan buku Nostradamus, yang sudah diterbitkan berulang kali dan tidak jelas kebenarannya. Hal ini kian parah ketika banyak pihak yang mereproduksi kesalahan ini dan mengaitkan pada peristiwa tertentu.
Contohnya, pada tahun 2023, Nostradamus disebut memprediksi bakal ada "perang besar selama tujuh bulan, orang mati karena kelaparan". Sebetulnya, kita tidak dapat mengetahui kebenaran kalimat itu. Apakah benar Nostradamus dalam naskah aslinya menulis demikian. Terlebih, dikabarkan naskah aslinya sedari awal sulit ditemukan.
Di pasaran hanya ada tafsirannya saja. Akibatnya banyak orang yang mengaitkan kalimat itu pada perang Rusia-Ukraina. Perlu diketahui pula, dalam syair Les Propheties, Nostradamus tidak menyebut tahun. Jadi, penulisan tahun itu hanya akal-akalan oknum saja.
Namun, kata Stephen Gerson, ada sisi positif dari mempercayai ramalan itu. Yakni mampu menarik seseorang ke pusaran kehidupan sosial dan politik.
(mfa/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 5 Ramalan Nostradamus di 2023, Perang Dunia 3-Bencana Mars
