
Serikat Pekerja Prancis Serukan Mogok Massal, Ada Apa Lagi?

Jakarta, CNBC Indonesia - Serikat pekerja yang mewakili pekerja minyak Prancis menyerukan pemogokan kerja sebagai respons terhadap reformasi pensiun Presiden Emmanuel Macron. Mereka mengancam kembali melakukan penutupan kilang dan depo yang menyebabkan kekacauan bagi pengendara tahun lalu.
Pemogokan yang direncanakan pada 19 dan 26 Januari serta 6 Februari akan mencakup "penutupan instalasi kilang jika perlu," kata Eric Sellini, koordinator nasional federasi serikat CGT di raksasa energi TotalEnergies, dikutip AFP, Kamis (12/1/2023).
"Pemogokan akan berarti 'pengurangan produksi' dan 'penghentian pengiriman'," tuturnya.
Pemogokan pada 19 Januari akan bertepatan dengan hari pemogokan dan demonstrasi nasional, yang didukung oleh semua federasi serikat pekerja utama Prancis yang menentang rencana pensiun Macron.
Perwakilan pekerja keberatan dengan usulan pemerintah menaikkan usia pensiun resmi selama dua tahun menjadi 64 tahun, dan kenaikan yang lebih cepat dalam jumlah minimum tahun iuran yang diperlukan untuk menerima pensiun penuh.
Pemogokan 24 jam pekerja minyak pada 19 Januari dapat ditindaklanjuti menjadi 48 jam pada 26 Januari dan 72 jam pada 6 Februari.
Sebelumnya, berminggu-minggu aksi industri di kilang dan depot di musim gugur menyebabkan kekurangan bahan bakar bagi pengendara, dengan antrean besar mengular di banyak SPBU.
Sementara itu, pemerintah Prancis masih bersikap tenang sembari berusaha menekan risiko pemogokan massal yang lebih luas.
"Pemogokan ini dapat terjadi tanpa mengganggu negara," kata Menteri Layanan Publik Stanislas Guerini.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Prancis Hadapi Demonstrasi Terbesar, Negara Mau Dibuat Lumpuh
