CNBC Insight

Rumah Terlantar di Pondok Indah, Dulu Tempat 'Jin Buang Anak'

MFakhriansyah, CNBC Indonesia
Kamis, 12/01/2023 17:45 WIB
Foto: Cover Insight/ Kawasan Elit Pondok Indah/ Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada beberapa rumah besar di kawasan elite Pondok Indah Jakarta Selatan kini tampak tak dihuni dan tak terurus bahkan bisa dibilang terlantar. Tidak ada pemberitahuan soal status rumah. Apakah si pemilik rumah sedang mencoba menjual asetnya atau hanya dibiarkan begitu saja. Pastinya, situasi ini membuat unit-unit rumah itu seperti kuburan.

Kawasan Pondok Indah dahulu dianggap sebagai 'tempat jin buang anak' tidaklah salah, karena Ciputra sendiri sang pengembang dahulu pernah mengakuinya. 

Ciputra sendiri mengakui bahwa kawasan Pondok Indah dan sekitarnya juga kawasan lain yang pernah dulu dikembangkan yang kini sudah jadi kawasan elite dulunya bukan lah apa-apa. Ia menyebutnya dengan istilah 'jin buang anak'


"Pondok Indah semula juga hanya bentangan kebun karet dan ladang kering. Citra Garden di Kalideres adalah sudut yang tak terjamah yang sering dibilang tempat jin buang anak. Dan Bintaro? siapa yang peduli dengan Bintaro sebelum kami membangun di sana. Semua bisa berubah," kata Ciputra dalam Alberthiene Endah, "Ciputra The Entrepreneur: The Passion of My Life" (2019) (hal: 349).

Penyebutan seperti itu disebabkan karena Pondok Indah dulunya tempat tak terjamah dan antah berantah selama puluhan tahun. Di sana hanya ada pohon karet dan sedikit penduduk. Tidak ada yang ingin tinggal disana. Jauh, sepi, dan menakutkan. 

Situasi berubah ketika Liem Sioe Liong alias Sudono Salim dan Ciputra memulai proyek perumahan pada 1980-an.

Cerita bermula ketika Salim ingin banting setir dari usaha terigu ke properti. Lantas, dia menemui Ciputra yang kala itu sudah dikenal sebagai pengusaha konstruksi. Ancol adalah portofolio pertama Ciputra. Salim ingin mengajak dia ikut dalam proyek konstruksi di Sunter, Jakarta Utara.

Ajakan itu ditolak karena dinilai tidak menjanjikan. Ciputra dalam Ciputra the Entrepreneur (2019) mengusulkan kepada Salim untuk menggarap kawasan di Jakarta Selatan yang dihuni pohon karet yang sangat luas. Dia percaya kawasan itu bakal maju di masa depan. Sebetulnya, penggarapan ini adalah keinginannya sejak lama. Namun, karena tidak punya uang, proyek urung dilakukan.

Bagi Ciputra, Salim adalah orang yang tepat karena dia punya banyak uang dan dibekingi oleh Presiden Soeharto. Usul ini disetujui Salim.

"Dengan cepat mereka membuat rencana pembangunan sebuah perumahan mewah di bilangan Selatan Jakarta. Ciputra memaparkan kesepakatan itu, diakhiri dengan jabat tangan dengan meminjam 300 juta dari Salim," tulis Richard Borsuk dan Nancy Chng dalam Liem Sioe Liong dan Salim Group: Pilar Bisnis Soeharto (2016).

Sejak awal, perumahan yang dibuat memang ditunjukkan khusus untuk orang kaya Jakarta yang bekerja di pusat kota. Mereka tidak perlu tinggal jauh di pinggiran kota. Nantinya, selain rumah mewah, akan dibangun pula bangunan khas orang kaya, seperti lapangan golf dan pusat perbelanjaan. Jadi, perumahan yang kini disebut Pondok Indah itu sudah menyediakan kebutuhan kaum elite. Karena pasarnya adalah orang kaya Jakarta, maka perumahan itu laku keras.

Seiring berjalannya waktu, Pondok Indah semakin maju. Akses jalan ke pusat kota makin terbuka lebar. Dampaknya membuat harga rumah dan tanah semakin meroket, akses tol dan MRT menjadi makin memanjakan penghuni kawasan. .

 


(mfa/mfa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sengketa Pulau Tujuh, Gubernur Babel Gugat Mendagri