Kini 'Mati' & Bikin Merinding, Tak Terduga Dulu Mal Ini Ramai
Jakarta, CNBC Indonesia - Great Western Mall atau yang dulunya bernama Grand Serpong Mall merupakan salah satu mal yang kini lebih seperti kuburan ketimbang pusat perbelanjaan.
Great Western Mall berlokasi persis di pintu keluar tol Tangerang, di Jalan MH Thamrin, Kebon Nanas, Kota Tangerang, Banten. Mal ini dilalui sejumlah rute angkutan umum, serta memiliki akses putar balik arah yang melingkar melewati pintu masuk atau keluar parkir mobil dan motor pengunjung. Hanya saja, kemudahan itu tak mampu membuatnya tetap berjaya.
Dari pantauan CNBC Indonesia pada hari Rabu (11/1/2023), suasana sepi sudah terlihat mulai dari pintu masuk bekas pusat perbelanjaan ini. Bahkan, terasa menyeramkan. Semakin masuk ke dalam area mal yang hampir gelap gulita dan sirkulasi udara yang tidak bersih membuat bulu kuduk merinding.
Tak ada seorang pun petugas keamanan dan petugas kebersihan yang keliling memeriksa kondisi di dalam gedung. Lantai dan kaca di dalam gedung dibiarkan berdebu, bahkan tidak jarang menemukan debu tebal beserta sarang laba-laba yang menempel di bagian sudut-sudut ruangan.
Gelap dan nyaris hening tepat untuk menggambarkan situasi di dalam gedung ini. Lampu-lampu ruangan mati, eskalator yang tak berfungsi, ratusan toko tutup, dan hanya ada satu lift yang beroperasi di dalam gedung ini.
Dari total empat lantai, hanya lantai G dan lantai 1 yang terlihat masih ada kehidupan. Meskipun orang yang berlalu-lalang tersebut tidak banyak, hanya bisa dihitung jari.
Dulunya, Grand Serpong Mall memiliki fasilitas penunjang yang terbilang komplit. Dilengkapi restoran, hotel, apartemen, wahana kolam renang Marcopolo, hingga arena bermain anak.
Ety, seorang karyawan yang mengaku dulunya sering berkunjung ke pusat perbelanjaan Grand Serpong Mal mengatakan mal ini dulu selalu ramai pengunjung.
"Dulu mah ramai kayak mal pada umumnya, banyak, apa saja ada di sini. Dulu kan saya kerja pakai jemputan, jadi saya dari rumah bawa mobil terus parkir di sini, bayar parkir membership bulanan gitu. Dulu mah ramai banget, jadi hampir setiap pulang kerja suka mampir buat belanja dulu di sini," tuturnya.
"Ya walaupun nggak seramai Supermall Lippo Karawaci atau mal lain yang di sekitar sini, tapi lumayan ramai lah di sini. Ada saja dulu yang keluar masuk. Mau beli apa di sini itu ada," ujarnya.
Sementara itu, di luar gedung, seorang petugas keamanan mengatakan pusat perbelanjaan ini sudah tutup dari sebelum dirinya bekerja di sini.
"Dari saya masuk sini mal-nya sudah tutup. Saya mulai masuk kerja di sini pas tahun 2014. Itu mal nya sudah tutup," ujarnya.
"Pas tutup itu mulai disewa, ada yang jadi kantor dan lain-lain. Kan sistemnya sewa, jadi terserah dia mau jadiin apa kiosnya. Ada yang jadi kantor, ada yang jadi pusat pelatihan, bebas sih mau dijadiin apa."
Hal senada juga disampaikan oleh Minol, seorang penyewa kios makanan dan minuman di lantai 1. Dulunya lantai ini merupakan area untuk jajannan panganan atau foodcourt.
"Iya ini mal, tapi sekarang sudah banyak disewa buat dijadiin kantor. Dulunya buat jualan, tapi sekarang sudah bukan mal yang buat jualan, yang sewa di sini buat dijadiin kantor," tutur Minol.
"Biasa yang beli di sini sih ya yang dari orang-orang kantor di sini saja. Nggak ada dari luar," tambah Minol.
(dce)