Internasional

'Tsunami' PHK Hantam Perbankan, 6 'Raksasa' Kena

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
11 January 2023 06:40
Goldman Sach
Foto: Adam Jeffrey/CNBC International

Jakarta, CNBC Indonesia - Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) bank raksasa global masih terus terjadi. Setidaknya tercatat ada enam bank besar yang mengalami fenomena tersebut.

PHK sendiri, menurut Forbes, terjadi akibat lembaga keuangan besar, telah menghabiskan banyak uang untuk pekerjanya dan mempekerjakan secara agresif beberapa tahun belakangan. Namun mirip dengan sektor teknologi, Wall Street kini berubah menjadi suram.

Selama pandemi hingga tahun 2021, Wall Street dan sektor teknologi berkembang pesat. Dengan akses ke pendanaan murah, mereka dapat merekrut dan mengembangkan bisnis mereka secara agresif.

Setelah bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed), memprakarsai kenaikan suku bunga untuk memerangi rekor tingkat inflasi yang tak terkendali di Puman Sam, lanskap bisnis berubah secara substansial. Dengan tidak adanya pinjaman berbiaya rendah dan biaya operasional yang lebih tinggi, perbankan perlu melakukan penyesuaian.

Ini termasuk pemotongan biaya dan jumlah karyawan. Berikut daftar bank-bank besar yang mengalami fenomena tersebut, sebagaimana dihimpun oleh CNBC Indonesia dari berbagai sumber, Rabu(10/1/2023):

Goldman Sachs

Goldman Sachs berencana untuk memangkas 3.200 pekerjaan. Pengumuman paling cepat dilakukan pekan ini.

Seorang sumber yang dekat dengan masalah ini mengatakan 3.200 adalah angka maksimal. Ini kurang dari angka 4.000 yang dilaporkan sebelumnya, sebagaimana dimuat AFP.

PHK yang direncanakan datang karena Goldman Sachs dan bank investasi lainnya telah melihat penurunan besar dalam biaya terkait dengan penawaran umum perdana (IPO). Hal itu menggambarkan prospek mendung untuk merger dan akuisisi pada 2023 karena ketidakpastian ekonomi.

Goldman Sachs biasanya memang memangkas sekitar 1% hingga 5% jumlah karyawan setiap tahun. Staf yang berkinerja buruk menjadi target.

Morgan Stanley

Sebelumnya, pada awal Desember 2022, Morgan Stanley juga mengungkapkan akan melakukan PHK. Mengutip Straits Times, ini akan berdampak ke sekitar 2% dari tenaga kerjanya, kira-kira 1.600 orang.

Namun PHK tersebut dianggap tak terlalu signifikan. Perusahaan tetap akan menyisakan tenaga kerja hampir 20.000 orang, lebih banyak daripada sebelum pandemi Covid-19 dimulai.

Barclays

Pada November 2022, Barclays yang berbasis di London memangkas sekitar 200 posisi di perbankan dan meja perdagangannya. Hal ini diutarakan seorang sumber merujuk "ritual industri bank yang telah kembali" dengan menargetkan pekerja yang dianggap berkinerja buruk.

Citigrup

Citigroup sendiri dilaporkan akan menghentikan masa kerja sekitar 50 pekerjanya. Hal itu juga diungkap sumber yang mengetahui keputusan PHK bank investasi yang berbasis di New York, Amerika Serikat (AS) tersebut.

Menurut laporan yang dimuat Bloomberg, Citigrup juga akan memangkas lusinan peran lain di perbankan di tengah aktivitas penerbitan ekuitas dan utang yang merosot. Namun belum ada angka pastinya.

Deutsche Bank

Bank terbesar di Jerman, Deutsche Bank, berencana memisahkan lusinan staf dari daftar gajinya. Langkah ini akan berdampak pada tim originasi dan penasehat bank investasi, yang mempengaruhi sebagian besar bankir junior, sebagaimana dilaporkan Forbes.

Credit Suisse

Credit Suisse mengumumkan akan memangkas sekitar 5.000 pekerjaan. Setelah asap mereda, bank mengantisipasi pengurangan jumlah profesional kerah putih dari 52.000 karyawan global menjadi sekitar 43.000, termasuk mengizinkan pengurangan tanpa mengisi kembali peran terbuka.

Bank besar berbasis di Swiss yang dilanda skandal ini juga memiliki rencana untuk memisahkan bank investasinya menjadi firma penasihat investasi dan pasar modal yang berdiri sendiri, CS First Boston, merevitalisasi merek First Boston yang terkenal.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Astaga! Raksasa Perbankan Ini Mau PHK Massal, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular