CT Corp Leadership Forum

Blak-blakan Anwar Ibrahim: Ekonomi AS Sudah Tidak Segar!

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
09 January 2023 19:20
CT Corps Leadership Forum Bersama Perdana Menteri Malaysia YAB Dato' Seri Anwar Ibrahim, di Menara Bank Mega, Jakarta, Senin, 9/1/2023. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: CT Corps Leadership Forum Bersama Perdana Menteri Malaysia YAB Dato' Seri Anwar Ibrahim, di Menara Bank Mega, Jakarta, Senin, 9/1/2023. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyampaikan pandangannya terkait ekonomi terkini di Amerika Serikat (AS) dan China.

Dari kacamata PM Malaysia ke-10 itu, ekonomi di AS sudah tidak lagi dinilai sebagai negara super power alias sudah tidak lagi segar dan bugar.

"Ekonomi AS tidak segar, bugar seperti dulu, itu kenyataan realitasnya. China berkembang, meskipun ada beberapa tantangan yang harus dihadapi," jelas Anwar dalam acara CT Corp Leadership Forum di Auditorium Menara Bank Mega, Jakarta, Senin (9/1/2023).

Dalam menghadapi situasi gejolak ekonomi dunia saat ini, menurut Anwar Indonesia dan Malaysia, serta ASEAN harus memiliki komitmen yang jelas dalam mengarungi kebijakan ekonomi.

Sementara hubungan dengan Negara Barat dan China harus baik sebagai hubungan bilateral perdagangan dan investasi.

Seperti diketahui, baru-baru ini International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan tiga negara dengan ekonomi terbesar di dunia, yakni Amerika Serikat, Eropa, dan China akan masuk ke jurang resesi.

Oleh karena itu, posisi Indonesia dan Malaysia sebagai produsen minyak sawit dunia harus dipererat.

Selain itu pembentukan Dewan Produsen CPO (crude palm oil/ minyak sawit mentah) atau Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) harus kembali dikelola dengan baik.

CPOPC beranggotakan Malaysia dan Indonesia. Serta, 4 negara Pengamat/Observer Countries, yaitu Kolombia, Ghana, Honduras, dan Papua Nugini.

Anwar menilai, organisasi yang dibentuk 8 tahun lalu ini seolah 'tak bergigi', tak bisa menegakkan kerja sama di antara negara ASEAN, bahkan sebagai sesama penguasa minyak sawit dunia.

"Criticalnya apa? Ya kerja sama yang benar-benar erat, a common concerted-effect, satu strategi bersama," ujar Anwar.

"Umpamanya kelapa sawit. Indonesia sekitar 68% keluarannya (produksi CPO), kedua Malaysia. Kalau kita ada kesepakatan itu, OPEC dalam kelapa sawit. Cuma, sudah diwujudkan sejak 2015 tapi tidak berkembang," kata Anwar lagi.


(cap/cap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Anwar Ibrahim: Saya Tak Pernah Merasa Asing di Indonesia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular