Nasib Warga RI, Si Kaya Jajan dan Si Miskin Bayar Cicilan

Maesaroh, CNBC Indonesia
09 January 2023 15:25
Pengunjung pusat perbelanjaan juga terlihat di Pondok Indah Mall 1 pada (2/1/2023). Meskipun PPKM telah dicabut para pengunjung mall tetap mematuhi peraturan dengan menggunakan masker saat berkeliling mall.
Foto: Pengunjung pusat perbelanjaan juga terlihat di Pondok Indah Mall 1 pada (2/1/2023). Meskipun PPKM telah dicabut para pengunjung mall tetap mematuhi peraturan dengan menggunakan masker saat berkeliling mall. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Konsumsi masyarakat Indonesia meningkat menjelang Tahun Baru 2023. Namun, tidak semua kalangan masyarakat menikmati hal tersebut.

Survei Bank Indonesia (BI) menunjukkan masyarakat menghabiskan 75,6% dari pendapatan mereka untuk konsumsi pada Desember 2022. Nilai tersebut naik dibandingkan pada November yang tercatat 74,7%.

Proporsi pengeluaran untuk pembayaran cicilan/utang sebesar 9,2%, menurun dibandingkan 9,6% pada bulan sebelumnya.
Sementara itu, jumlah pendapatan yang ditabung sebesar 15,2% dari penghasilan. Proporsi tersebut meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yakni 15,7%.

Proporsi konsumsi, tabungan, dan pembayaran cicilan berbeda untuk setiap kelompok pendapatan.

Mereka yang berpendapatan Rp 1-2 juta justru menurunkan proporsi konsumsi mereka menjelang Tahun Baru menjadi 75,5% pada Desember 2022, dari 77% pada November 2022.

Mereka mengurangi konsumsi demi membayar cicilan. Proporsi pengeluaran untuk membayar cicilan melonjak dari 7,1% pada November menjadi 8,8% pada Desember.

Tak hanya konsumsi, proporsi tabungan mereka bahkan harus dikurangi menjadi 15,7% pada Desember, dari 15,9% pada November.

Masyarakat dengan pendapatan di kisaran Rp 2,1-3 juta tidak mengubah proporsi pendapatan untuk konsumsi. Proporsi konsumsi mereka stagnan di angka 75,2%.
Demikian juga dengan masyarakat yang berpendapatan Rp 3,1-4 juta yakni stagnan di angka 73,9%.

Bagi masyarakat yang berpendapatan di kelompok tersebut, menambah tabungan menjadi pilihan utama menjelang Tahun Baru. Masyarakat yang berpenghasilan Rp 2,1-3 juta menaikkan proporsi tabungan mereka dari 15,8% pada November menjadi 15,9% pada Desember.

Peningkatan tabungan sangat signifikan ada pada kelompok masyarakat berpenghasilan Rp 3,1-4 juta. Proporsi tabungan mereka naik menjadi 16% pada Desember 2022 dari 15,5% pada November.




Kenaikan konsumsi hanya ditorehkan kelompok berpenghasilan Rp 4,1-5 juta per bulan atau kelas menengah. Kelompok menengah lebih memilih menambah pengeluaran untuk konsumsi pada akhir tahun.

Proporsi pengeluaran konsumsi naik menjadi 72,1% pada Desember 2022 dari 70,4% dari November.

Mereka memilih mengurangi pembayaran cicilan menjadi 11,6% pada Desember dari 11,7% pada November 2022. Mereka juga mengurangi proporsi tabungan menjadi 16,3% pada Desember 2022  dari 17,9% pada  pada November.

Masyarakat berpenghasilan Rp 5 juta ke atas juga menurunkan konsumsi mereka menjadi 68,4% pada Desember 2021, dari 69,9% pada November 2022.

Mereka menaikkan proporsi pembayaran cicilan menjadi 13,7% pada Desember dari 12% pada November. Proporsi tabungan mereka juga turun dari 18,1% pada Desember, dari 17,9% pada bulan sebelumnya.

Indeks Ekspektasi Konsumen (6 bulan mendatang dibandingkan dengan kondisi saat ini) juga meningkat dari sisi ekspektasi penghasilan.

Namun, responden melihat jika lapangan kerja dan dunia usaha akan semakin sulit dalam enam bulan ke depan. Ekspektasi ketersediaan lapangan kerja maupun kegiatan usaha turun pada Desember dibandingkan November.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular