Sri Mulyani Was-Was, Geopolitik Masih Berlanjut hingga 2023

Anisa Sopiah, CNBC Indonesia
09 January 2023 15:50
Menteri Keuangan Sri Mulyani Saat Konferensi Pers: Realisasi APBN  KITA 2022. (Tangkapan Layar Youtube Kemenkeu RI)
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani Saat Konferensi Pers: Realisasi APBN KITA 2022. (Tangkapan Layar Youtube Kemenkeu RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, tensi geopolitik masih akan mewarnai dinamika perekonomian 2023.

Pasalnya perang Rusia dan Ukraina tidak diketahui kapan berakhir. Tensi geopolitik ini telah memperparah disurpsi supply kebutuhan pangan dan energi.

"Ukraina dan Rusia adalah negara-negara yang menghasilkan wheat (gandum) yang sangat signifikan, sehingga harga pangan menjadi terpengaruh, pupuk, dan juga sunflower, cooking oil," jelas Sri Mulyani dalam CEO Banking Forum, Senin (9/1/2023).

Geopolitik juga telah membuat guncangan terhadap harga energi dunia. Misalnya saja kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) yang naik dari US$ 700 per ton, naik menjadi US$ 1.700 per ton.

Tingginya harga CPO kemudian bertransmisi terhadap harga minyak goreng di Indonesia yang melonjak ke harga Rp 20.000 per liter.

"Harga batu bara kita naik ke US$ 400 per ton, hampir 3 kali lipatnya. Harga minyak melonjak ke US$ 126 dolar, tadinya US$ 60," ujar Sri Mulyani.

Ditambah pandemi Covid-19 yang juga belum tahu kapan akan berakhir. Sehingga tantangan untuk perekonomian di dalam negeri masih berat.

"Saya ingin sampaikan beberapa alasan untuk kita waspada (2023) sebelum kita optimis (pada 2023)," ujarnya.

Kendati demikian, kata Sri Mulyani tensi geopolitik telah memberikan dampak positif, terutama harga komoditas terhadap penerimaan negara pada 2022.

Kementerian Keuangan mencatat, penerimaan negara dalam APBN Tahun 2022 telah terealisasi Rp 2.626,4 triliun. Capaian tersebut tercatat 115,9% dari target di dalam Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2022 yang sebesar Rp 2.266,2 triliun.

Realisasi penerimaan negara pada 2022, tumbuh 30,6% dibandingkan realisasi penerimaan negara pada APBN 2021, sejalan dengan pemulihan ekonomi yang kuat dan terjaga, serta dorongan harga komoditas yang relatif masih tinggi.


(cap/cap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Semua Kacau! Sri Mulyani: Tantangan Kita Tak Makin Mudah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular