
Kala Ratusan Triliun Uang Negara 'Dibakar' Jadi Asap

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan realisasi subsidi energi dan kompensasi bengkak hingga menjadi Rp 551,2 triliun pada 2022. Patut dicatat, nilai subsidi tersebut setara dengan 17,9% dari total belanja negara pada 2022.
Sementara itu, realisasi subsidi energi pada 2022 tersebut juga menembus 109,7% dari yang direncanakan dalam Perpres 98/2022 yakni Rp 502,4 triliun.
"Konsekuensinya subsidi dan kompensasi melonjak lebih dari tiga kali lipat. Dari Rp 152,5 triliun kita tambahkan alokasi menjadi Rp 502,4 triliun dan pada akhir tahun ini, kita melihat realisasinya bahkan lebih tinggi lagi, yaitu Rp 551,2 triliun," tegas Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dalam Konferensi Pers APBN KITA, dikutip Kamis (5/1/2023).
Subsidi energi tersebut juga hampir tiga kali lipat dibandingkan pada realisasi tahun 2021 yang tercatat Rp 188,3 triliun. Bahkan, dari catatan CNBC Indonesia, belanja subsidi ini melonjak tajam dibandingkan pada 2020 sebesar Rp 108,8 triliun dan Rp 144,4 triliun pada 2019.
Subsidi energi dan kompensasi pada APBN 2022 sebenarnya ditetapkan sebesar Rp 152 triliun. Namun, pemerintah pada Mei 2022 akhirnya memutuskan untuk menaikkan subsidi energi dan kompensasinya untuk memitigasi dampak lonjakan energi.
Dari total subsidi Rp 551,2 tersebut, Sri Mulyani merinci realisasi kompensasi untuk BBM sebesar Rp307,2 triliun dan kompensasi untuk listrik sebesar Rp72,1 triliun. Dia menambahkan Pertamina mendapat hampir lebih dari Rp422 triliun dari alokasi APBN.
"Tentu bukan untuk Pertaminanya. Pada akhirnya yang menikmati masyarakat, berupa LPG, Pertalite, Diesel, semua disubsidi," katanya. Kemudian, PLN mendapatkan Rp126 triliun.
"Ini menggambarkan bagaimana masyarakat menikmati dengan tidak ada kenaikan atau dengan kenaikan yang relatif minimal," tegas Sri Mulyani.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani: BBM Tak Naik, Subsidi Bakal Bengkak Jadi Rp700 T