
Kronologi dan Biang Kerok Lumpuhnya Bandara Tetangga RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Gangguan operasional besar melanda Bandar Udara (Bandara) Ninoy Aquino di Manila, Filipina, sejak Minggu (1/2/2022). Hal ini membuat 361 penerbangan tertunda dan 65.000 penumpang telantar.
Dalam konferensi pers, Menteri Transportasi Jaime Bautista menyebutkan sebab-sebab mengapa gangguan besar ini terjadi. Ia menyalahkan situasi ini pada pemadaman listrik, yang memicu gangguan pada sistem kontrol lalu lintas udara pusat.
"Penyebab utama yang teridentifikasi adalah masalah pada catu daya (UPS) yang rusak, yang tidak memiliki sambungan ke daya komersial, dan harus disambungkan ke yang lain secara manual. Masalah sekunder adalah lonjakan listrik akibat pemadaman listrik, yang mempengaruhi peralatan," katanya dikutip Rappler.
Selain memengaruhi Bandara Ninoy Aquino, gangguan ini pun juga menyebabkan otoritas penerbangan Filipina CAAP menutup area udaranya. Ini dilakukan pada Minggu pukul 12 siang.
Direktur Jenderal CAAP Manuel Tamayo menambahkan bahwa penutupan ini untuk mengurangi redundansi yang dialami salah satu UPS. Bila tidak dilakukan, hal ini dapat berakibat kegagalan UPS yang berat.
"Kami memiliki dua UPS yang tidak pernah terputus. Ada dua UPS yang ada berdasarkan desain. Ini dirancang agar seandainya kami mengalami kegagalan daya, atau salah satu UPS gagal, aman-gagal, yang lain akan berfungsi," ujarnya.
Berdasarkan penyelidikan awal, Tamayo mengatakan UPS gagal karena salah satu blower-nya mati. Di sisi lain, UPS cadangan juga disebutkan mengalami kerusakan.
Dengan adanya kejadian ini, Bautista pun menyerukan agar dilakukannya modernisasi peralatan bandara tersibuk Filipina itu. Bautista mengatakan sistem yang ada pertama kali diperkenalkan pada 2010 tetapi baru diterapkan di negara itu pada 2018.
"Sistem ini sudah berada di pertengahan masa pakainya, jadi mungkin kita benar-benar perlu meningkatkan atau memodernisasikannya."
"Ini adalah masalah dengan sistem manajemen lalu lintas udara. Untuk satu hal, jika Anda membandingkan kami dengan Singapura, ada perbedaan besar, mereka setidaknya 10 tahun di depan kami," tegasnya.
Bandara Ninoy Aquino sebelumnya menempati peringkat di antara gerbang internasional terburuk di dunia. Bandara ini sering mengalami penundaan penerbangan yang berpengaruh pada peningkatan jumlah penumpang yang tertinggal karena transit yang terganggu.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bandara Tetangga RI Lumpuh, Ratusan Penerbangan Terdampak