Rusia Angkat Bicara soal Ancaman Perang Baru di Asia
Jakarta, CNBC Indonesia - Kremlin mengatakan Rusia prihatin dengan ketegangan antara Armenia dan Azerbaijan atas blokade jalan yang menghubungkan Nagorno-Karabakh. Kremlin menyebut negaranya akan terus berusaha menengahi konflik tersebut.
"Kami prihatin dengan ketegangan yang muncul di sekitar koridor Lachin, dan pihak Rusia akan melanjutkan upayanya, baik dalam kontak dengan Yerevan maupun dalam kontak dengan Baku," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, dilansir Reuters, Jumat (30/12/2022).
Koridor yang memungkinkan pasokan dari Armenia untuk mencapai 120.000 etnis Armenia yang menguasai wilayah pegunungan dilaporkan telah diawasi oleh penjaga perdamaian Rusia sejak 2020.
Nagorno-Karabakh diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan tetapi penduduknya sebagian besar adalah etnis Armenia. Mereka memisahkan diri dari kendali Baku dalam perang di akhir 1980-an dan awal 1990-an, saat Uni Soviet hancur.
Pada 2020, Azerbaijan merebut kembali wilayah tersebut setelah perang kedua yang berakhir dengan gencatan senjata yang ditengahi Rusia. Para penjaga perdamaian dikerahkan di sepanjang koridor Lachin, yang menjadi satu-satunya rute masuk dan keluar dari Nagorno-Karabakh.
Warga sipil Azerbaijan yang mengidentifikasi diri mereka sebagai aktivis lingkungan telah memblokade jalan tersebut sejak 12 Desember. Otoritas Nagorno-Karabakh mengatakan makanan, obat-obatan, dan bahan bakar semakin menipis di daerah kantong tersebut.
Sebelumnya, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengkritik sikap Rusia. Seperti dilaporkan Situs berita Armenia Hetq pada Kamis, Pashiyan mengatakan penjaga perdamaian Rusia atau Collective Security Treaty Organisation (CSTO) tidak memenuhi kewajiban mereka di bawah gencatan senjata 2020.
Pashinyan menuduh pasukan Rusia menjadi saksi bisu depopulasi Nagorno-Karabakh. Ia juga mengatakan bahwa jika pasukan Rusia tidak dapat memastikan stabilitas dan keamanan di Nagorno-Karabakh, di mana seharusnya mereka memberi jalan bagi misi penjaga perdamaian PBB.
Pashinyan dan Presiden Rusia Vladimir Putin membahas koridor Lachin pada pertemuan informal di St. Petersburg pada Senin lalu.
(luc/luc)