Heboh Ongkos Taksi di Bandara Halim Perdanakusuma 'Mencekik'

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
29 December 2022 15:25
Taksi mahal Bandara Halim Perdanakusuma. (Dok. Detik/Pradita Utama)
Foto: Taksi di Bandara Halim Perdanakusuma. (Dokumentasi Detik/Pradita Utama)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mahalnya tarif taksi yang ada di Bandara Halim Perdanakusuma tengah menjadi sorotan. Kabar itu ramai pascacuitan salah satu pengguna taksi yang dikelola Pusat Koperasi Angkatan Udara (Puskopau).

Salah satu pengguna Twitter, @sylvkartika, mengeluhkan perbedaan harga tarif taksi di Bandara Halim Perdanakusuma terbilang mahal. Dia juga melihat pilihan taksi yang bisa digunakan terbilang terbatas.

"Pilihan kendaraan hanya Taxi Puskopau, Grab Puskopau, Gojek Puskopau. Blue Bird gak ada, semua yang ada Puskopau ini harganya mark-up," dalam cuiatannya dikutip Kamis (29/12/2022).

Dia membandingkan harga tarif taksi ke rumahnya bisanya hanya kisaran Rp 60 ribuan - Rp 80 ribuan, namun saat menggunakan Grab Puskopau dia harus membayar Rp 118 ribu. Bahkan dimintakan untuk membayar biaya tambahan surcharge bandara Rp 15.000.

Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta Shafruhan Sinungan membantah ada perbedaan tarif yang terjadi antara tarif taksi bandara dengan taksi reguler.

"Sebenarnya taksi reguler ini sama cuma dia ada surcharge masuk wilayah itu. itu kewenangan Halim ya itu dan itu memang dibebankan kepada penumpang. Soal tarif itu sama semua," kata Shafruhan kepada CNBC Indonesia, Kamis (29/12/2022).

Shafruhan menjelaskan penambahan biaya surcharge itu hanya sebesar Rp 15 ribu. Namun, dia menjelaskan memang terjadi penyesuaian tarif taksi semenjak Oktober 2024.

"Memang ada penyesuaian tarif taksi ada kenaikan harga bahan bakar (Pertalite) dari Rp 6.000 jadi Rp 10.000," kata Shafruhan.

Sedangkan, menurut dia, untuk penerapan tarif taksi pada aplikasi itu berbeda dengan harga tarif taksi reguler, karena memiliki ketentuan tersendiri. Terlebih adanya waktu-waktu yang membuat tarif taksi online ini lebih mahal atau bisa lebih murah.

"Kalau online kaya Grab sama Gocar beda, mereka menetapkan tarif sendiri, pasti beda. Mereka kan perusahaan super body," jelasnya.

Selain itu, Shafruhan juga menjawab mengenai hanya sedikit operator taksi yang mau beroperasi di Bandara Halim Perdanakusuma. Menurutnya, hal ini juga disebabkan banyaknya perusahaan taksi yang tutup akibat pandemi Covid-19.

"Memang kebetulan taksi banyak yang mati karena online dan dampak pandemi. Gak ada penumpang sehingga banyak yang selesai," katanya.

Selain itu juga operator taksi melihat pasar di bandara Halim Perdanakusuma terbilang kecil, di mana sudah diisi oleh operator taksi dari Puskopau.

"Dia punya fasilitas khusus armada angkutan umum dan lain lain. Tapi tidak menutup kemungkinan merek lain masuk. Dulu itu ada Ekspress, Blue Bird di Halim, cuma dampak pandemi mematikan sektor transportasi taksi," katanya.

Dia menambahkan populasi penumpang di Halim terbilang kecil, sehingga hanya yang memiliki market yang bertahan. Meski dia tidak menampik masyarakat tetap menginginkan tidak hanya satu merek yang beroperasi di Halim.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tunggu Titah Jokowi, Bos Angkot Dag Dig Dug Harga BBM Naik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular