
Saat Emak-emak Ngamuk! Kantong Dikuras Lonjakan Harga Pangan

Masyarakat Indonesia hampir setiap tahun menghadapi berbagai lonjakan harga bahan pangan, terutama karena persoalan cuaca. Namun, lonjakan harga pangan pada tahun ini adalah yang paling tinggi, setidaknya dalam lima tahun terakhir.
Lonjakan harga pangan tidak hanya dipicu oleh banyaknya komoditas penyumbangnya mulai dari cabai rawit merah, kedelai, beras, telur ayam, minyak goreng, hingga daging ayam.
Lonjakan harga pada 2022 juga melawan data historisnya di mana harga pangan tetap melambung dari awal hingga pertengahan tahun bahkan setelah Lebaran. Pada tahun-tahun sebelumnya, harga pangan biasanya melonjak pada awal tahun dan selama Ramadhan saja.
Lonjakan harga pangan melambungkan inflasi kelompok volatile. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata inflasi kelompok volatile (month to month/mtm) dalam lima tahun terakhir ada di kisaran 0,41%. Sementara itu, rata-rata inflasi kelompok volatile pada Januari-Juli 2022 menyentuh 1,41% atau tiga kali lipat lebih tinggi.
Data BPS juga menunjukkan inflasi tinggi pada kelompok volatile biasanya hanya berlangsung 2-3 bulan kemudian turun tajam.
Kondisi sebaliknya terjadi pada tahun ini di mana inflasi kelompok volatile tetap menjulang sejak Maret hingga Juli 2022 yakni masing-masing sebesar 1,99%, 2,30%, 0,94%, 2,51%, dan 1,41%.
Secara tahunan (year on year/yoy), inflasi kelompok volatile juga melesat dari 3,35 % pada Januari hingga menyentuh 11,47%. Level tersebut adalah yang tertinggi sejak Januari 2014 (11,91%).
Selain minyak goreng, harga sejumlah bahan pangan juga melesat seperti cabai rawit, telur ayam, daging ayam, hingga beras.
Harga cabai rawit merah sempat menembus Rp 100.000 per kg pada pertengahan Juli. Harga daging ayam menyentuh Rp 40.000/kg pada Mei, harga telur ayam ada di kisaran Rp 31.000 per kg pada Agustus.
Harga beras yang selama ini adem ayem bahkan menyentuh Rp 12.000 per kg. Harga setinggi itu belum pernah terjadi sejak Mei 2021.
Lonjakan berbagai harga pangan ini menjadi perhatian besar Presiden Jokowi. Dalam berbagai kesempatan, presiden berkali-kali mengingatkan pentingnya menjaga harga pangan.
Presiden bahkan akhirnya mengeluarkan kebijakan untuk mengizinkan pemerintah daerah menggunakan APBD nya untuk pengendalian harga pangan.
Pasokan yang memadai akhirnya membuat harga pangan melandai, Kelompok volatile mencatat deflasi sejak Agustus hingga November. Inflasi tahunan kelompok pangan juga akhirnya turun ke 5,70% pada Desember.
Secara keseluruhan, inflasi umum Indonesia menyentuh 5,42% (yoy) pada November 2022.
Di luar ekspektasi banyak pihak, dampak kenaikan harga BBM pada inflasi ternyata lebih rendah, Kenaikan harga BBM memang melambungkan inflasi September hingga menyentuh 1,17% (mtm) dan 5,95 (yoy). Namun, inflasi langsung melandai pada Oktober.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]