Big Stories 2022

Saat Emak-emak Ngamuk! Kantong Dikuras Lonjakan Harga Pangan

Maesaroh, CNBC Indonesia
28 December 2022 07:02
Antrean warga untuk mendapatkan minyak goreng di Pasar Senen, Jakarta, Kamis (17/3/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Antrean warga untuk mendapatkan minyak goreng di Pasar Senen, Jakarta, Kamis (17/3/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah komoditas bahan pangan mengalami lonjakan harga pada tahun ini mulai dari cabai, beras, hingga minyak goreng. Kisruh harga minyak goreng bahkan sampai membuat Menteri Perdagangan M.Lutfi dicopot dari jabatannya.

Komoditas pangan paling menyedot perhatian tahun ini adalah minyak goreng. Komoditas tersebut terus menerus menjadi penyumbang inflasi utama dari Januari-April 2022.

Harga minyak goreng sudah melambung sejak November 2021 dari sekitar Rp 16.000/liter menjadi di atas Rp 20.000/liter karena lonjakan harga crude palm oil (CPO) di pasar internasional.

Di tengah melesatnya harga minyak goreng, Kementerian Perdagangan sempat mengumumkan akan melarang penjualan minyak goreng curah per 1 Januari 2022. Namun, kebijakan tersebut dicabut pada Desember 2021.



Untuk menstabilkan harga minyak goreng, pemerintah pada Januari 2022 mengambil kebijakan dengan memberikan subsidi sehingga harga minyak goreng dijual Rp 14.000 per liter.

Belum genap sebulan, pemerintah mengubah kebijakan dengan meminta produsen menjual minyak goreng dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) per 1 Februari. HET ditetapkan sebesar Rp14.000 per liter untuk minyak goreng kemasan premium dan Rp13.500 per liter untuk minyak goreng kemasan sederhana.

Kebijakan HET justru membuat minyak goreng menghilang dari toko ritel dan pasar tradisional. Harga minyak goreng di beberapa wilayah di Sulawesi melonjak hingga Rp 60 ribu per liter.

Lonjakan harga dan menghilangnya minyak goreng dari toko ritel membuat ibu-ibu rumah tangga di Indonesia panik.

Antrian ibu-ibu rumah tangga yang mengular demi mendapatkan harga minyak goreng Rp 14.000 terjadi di hampir seluruh pelosok Indonesia. Mereka rela antri selama berjam-jam dari pagi buta demi minyak goreng murah.

Seorang ibu di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, bahkan dilaporkan meninggal dunia karena antri.

Dalam sejarah Indonesia, antrian panjang demi komoditas biasanya hanya terjadi karena kelangkaan bahan bakar minyak (BBM). Antrian ibu-ibu mendapatkan minyak goreng pada tahun ini adalah fenomena yang baru terjadi di Indonesia.

Kelangkaan minyak goreng membuat pemerintah menyerah dan memutuskan untuk melepas minyak goreng sesuai harga pasar mulai 17 Maret 2022. Anehnya, minyak goreng langsung bermunculan di toko ritel tapi dengan harga yang mahal yakni Rp 25.000 per liter.

Sejumlah kebijakan tersebut tidak cukup menurunkan harga minyak goreng. Pemerintah akhirnya melarang ekspor CPO dan produk turunannya pada 28 April 2022.

Kisruh minyak goreng domestik akhirnya berdampak kepada perdagangan global dan memakan tumbal yakni Menteri Perdagangan M.Lutfi. Presiden Joko Widodo, atau Jokowi, pada 15 Juni 2022 mengganti Menteri perdagangan, Muhammad Lutfi dengan Zulkifli Hasan.

"Persoalan pangan dan inflasi juga menjadi persoalan di kita. Maka refreshing diperlukan," tutur Sekretaris Kabinet Pramono Anung, kepada wartawan, di pertengahan Juni.

Minyak goreng dan inflasiFoto: BPS
Minyak goreng dan inflasi

 

Masyarakat Indonesia hampir setiap tahun menghadapi berbagai lonjakan harga bahan pangan, terutama karena persoalan cuaca. Namun, lonjakan harga pangan pada tahun ini adalah yang paling tinggi, setidaknya dalam lima tahun terakhir.

Lonjakan harga pangan tidak hanya dipicu oleh banyaknya komoditas penyumbangnya mulai dari cabai rawit merah, kedelai, beras, telur ayam, minyak goreng, hingga daging ayam.

Lonjakan harga pada 2022 juga melawan data historisnya di mana harga pangan tetap melambung dari awal hingga pertengahan tahun bahkan setelah Lebaran.  Pada tahun-tahun sebelumnya, harga pangan biasanya melonjak pada awal tahun dan selama Ramadhan saja.

Lonjakan harga pangan melambungkan inflasi kelompok volatile. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata inflasi kelompok volatile (month to month/mtm) dalam lima tahun terakhir ada di kisaran 0,41%. Sementara itu, rata-rata inflasi kelompok volatile pada Januari-Juli 2022 menyentuh 1,41% atau tiga kali lipat lebih tinggi.

Data BPS juga menunjukkan inflasi tinggi pada kelompok volatile biasanya hanya berlangsung 2-3 bulan kemudian turun tajam.

Kondisi sebaliknya terjadi pada tahun ini di mana inflasi kelompok volatile tetap menjulang sejak Maret hingga Juli 2022 yakni masing-masing sebesar 1,99%, 2,30%, 0,94%, 2,51%, dan 1,41%.

Secara tahunan (year on year/yoy), inflasi kelompok volatile juga melesat dari 3,35 % pada Januari hingga menyentuh 11,47%. Level tersebut adalah yang tertinggi sejak Januari 2014 (11,91%).

Selain minyak goreng, harga sejumlah bahan pangan juga melesat seperti cabai rawit, telur ayam, daging ayam, hingga beras.

Harga cabai rawit merah sempat menembus Rp 100.000 per kg pada pertengahan Juli. Harga daging ayam menyentuh Rp 40.000/kg pada Mei, harga telur ayam ada di kisaran Rp 31.000 per kg pada Agustus.
Harga beras yang selama ini adem ayem bahkan menyentuh Rp 12.000 per kg. Harga setinggi itu belum pernah terjadi sejak Mei 2021.

Lonjakan berbagai harga pangan ini menjadi perhatian besar Presiden Jokowi. Dalam berbagai kesempatan, presiden berkali-kali mengingatkan pentingnya menjaga harga pangan.

Presiden bahkan akhirnya mengeluarkan kebijakan untuk mengizinkan pemerintah daerah menggunakan APBD nya untuk pengendalian harga pangan.

Pasokan yang memadai akhirnya membuat harga pangan melandai, Kelompok volatile mencatat deflasi sejak Agustus hingga November.  Inflasi tahunan kelompok pangan juga akhirnya turun ke 5,70% pada Desember.

Secara keseluruhan, inflasi umum Indonesia menyentuh 5,42% (yoy) pada November 2022.

Di luar ekspektasi banyak pihak, dampak kenaikan harga BBM pada inflasi ternyata lebih rendah, Kenaikan harga BBM memang melambungkan inflasi September hingga menyentuh 1,17% (mtm) dan 5,95 (yoy). Namun, inflasi langsung melandai pada Oktober.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

 

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular