
Trik Sri Mulyani Gaet Investor Asing yang Cabut dari China

Jakarta, CNBC Indonesia - Managing Director of Consumer Banking BCA Haryanto Budiman membaca peluang besar Indonesia menjadi tujuan basis berbagai perusahaan asing di luar negeri.
Pasalnya, di tengah pelemahan ekonomi China saat ini, ia melihat ada banyak sekali perusahaan Amerika Serikat dan perusahaan asing lainnya yang ingin keluar dari China dan sedang mencari negara baru sebagai tujuan second-based-nya.
Menanggapi hal ini, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengatakan, pemerintah tengah menyiapkan iklim ekonomi yang baik untuk mendukung investasi. Salah satunya yaitu dengan memperbaiki perizinan agar lebih sederhana dan efisien, utamanya memastikan peraturan pusat dan daerah mengikuti perkembangan terbaru.
"Memang kita siapkan iklim ekonomi kita menjadi semakin efisien semakin agile. Kita sudah melihat banyak sekali mulai dari sektor riilnya kita sudah lihat betapa banyaknya rijilitas-rijilitas di perekonomian kita, dan beberapa sudah berhasil kita smooth out," terangnya dalam kegiatan Stakeholders Gathering 2022 dengan tema "Sinergi Pembiayaan APBN yang Adaptif dan Inovatif dalam menghadapi Dinamika Perekonomian Global" di Kementerian Keuangan, Rabu (21/12/2022).
"Perizinan harus terus kita perbaiki, kita tahu bahwa bicara tentang perizinan, simplifikasi bukan sesuatu yang bisa terjadi hanya momentum setahun dua tahun, tapi sesuatu yang konsisten kita lihat dan cek setiap tahun karena tren untuk pengaturan dari pusat sampai daerah itu akan terus ada, itu tendensi dari regulator aja, jadi harus cek setiap saat apakah kita masih up to date," tambahnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, terkait upaya menarik investor asing ke dalam negeri, pemerintah juga melihat indikator penciptaan investasi baru yang tidak hanya bertambah secara marginalnya, namun juga harus bertambah secara substansinya.
Melalui UU PPSK yang baru, kata Febrio, pemerintah menyediakan banyak menu dan peluang di sektor keuangan dengan harapan dan membiayai peluang proyek-proyek investasi ke depan.
"Jadi peluang jangka pendek mari kita sambut dan kita lihat secara jeli. Termasuk UU PPSK itu banyak sekali menu di sana yang datangnya dari sektor keuangan. Bagaimana kita memberikan up to date pengaturan yang mengikuti perkembangan zaman, bukan hanya sekarang bahkan forward looking, ada bank digital, asuransi, dan bagaimana pasar modal diharapkan bisa fleksibel, serta peluang sektor keuangan untuk meningkatkan efisiensi dan intermediasinya untuk membiayai proyek-proyek ini tadi," paparnya.
Febrio mengatakan peluang investasi tersebut sebenarnya sudah terbuka sejak Indonesia memimpin Presidensi G20. Indonesia menggaungkan narasi ekonomi terbuka untuk mengundang investor asing ke dalam negeri. Saat ini pemerintah tengah menindaklanjuti komitmen-komitmen investasi dan kerja sama tersebut.
"Dari sisi menangkap peluang ini tidak kalah pentingnya. Dari satu tahun ini kita Leadership G20 kita buka banyak pintu dan jendela di forum global. Narasi untuk Indonesia ekonomi terbuka itu menjadi sangat penting dan disambut sangat kuat oleh banyak negara-negara khususnya sumber modal yang memang membutuhkan return seperti Uni Eropa, Jepang, Amerika, yang membuka banyak dialog kemarin, di G20 saja sudah banyak komitmen yang harus kita follow up," pungkasnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani Cs Yakin Ekonomi RI Kuartal III Tumbuh 5,7%
