Begawan Migas Subroto dalam Kenangan Jonan-Chatib Basri

News - Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
21 December 2022 15:22
Sejumlah pelayat mendoakan  jenazah menteri Pertambangan dan Energi periode 1978-1988 Prof. Dr. Subroto di Gedung Chairul Saleh kantor Sekretariat Jenderal Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu, (21/12/2022). Prof.Subroto meninggal pada pukul 16.25 WIB hari ini di Jakarta, pada usia 99 tahun dan akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki) Foto: Sejumlah pelayat mendoakan  jenazah menteri Pertambangan dan Energi periode 1978-1988 Prof. Dr. Subroto di Gedung Chairul Saleh kantor Sekretariat Jenderal Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu, (21/12/2022). Prof.Subroto meninggal pada pukul 16.25 WIB hari ini di Jakarta, pada usia 99 tahun dan akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia kembali kehilangan satu lagi sosok berjasa di sektor energi dan pertambangan.

Mantan Menteri Pertambangan dan Energi periode 1978-1988, Prof. Subroto telah meninggal dunia pada usia 99 tahun kemarin, Selasa (20/12/2022).

Subroto dikabarkan akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata dengan deputasi pemakaman militer pada sore hari ini pukul 15.30-16.30 WIB, Rabu (21/12/2022).

Jenazah Subroto telah disemayamkan di Graha Bimasena, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada pagi tadi dan juga di Ruang Sarulla, Kantor Kementerian ESDM, Jakarta Pusat pada siang hari ini.

Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di lokasi persemayaman Jenazah Subroto di Gedung Kementerian ESDM, Mantan Presiden RI, beberapa mantan menteri, dan pejabat di sektor energi Indonesia turut hadir saat Jenazah Subroto disemayamkan di Kementerian ESDM.

Terpantau, Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hadir dalam persemayaman Subroto. Untuk diketahui, SBY juga merupakan Menteri ESDM ke-13 periode 26 Oktober 1999 - 9 Agustus 2001.

SBY tiba bersamaan dengan Menteri ESDM RI saat ini yaitu Arifin Tasrif.

Selain SBY, Mantan Menteri ESDM turut hadir di antaranya adalah Ignasius Jonan dan Archandra Tahar. Adapun, Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri dan Mantan Menteri ATR BPN Sofyan Jalil juga turut hadir pada persemayaman Jenazah Subroto.

Mantan-mantan Menteri ESDM melayat persemayaman Prof Subroto. (CNBC Indonesia/ Firda Dwi Muliawati)Foto: Mantan-mantan Menteri ESDM melayat persemayaman Prof Subroto. (CNBC Indonesia/ Firda Dwi Muliawati)
Mantan-mantan Menteri ESDM melayat persemayaman Prof Subroto. (CNBC Indonesia/ Firda Dwi Muliawati)

Jonan pun tak segan membeberkan jasa-jasa almarhum. Jonan mengungkapkan bahwa Subroto adalah sosok yang menjadi panutan di sektor pertambangan, khususnya di sektor minyak dan gas bumi (migas).

"Bagi kami yang di sektor pertambangan dan energi, terutama di migas, sosok beliau itu mungkin salah satu yang menjadi sosok yang panutan lah sejak beliau bertugas sebagai Mentamben maupun sampai hari ini," ungkap Jonan yang juga merupakan Menteri ESDM ke-20 periode 14 Oktober 2016-23 Oktober 2019, usai mendatangi persemayaman Subroto di Gedung Sarulla, Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (21/12/2022).

Selain itu, Jonan juga mengingat moment bersama Subroto yang menurutnya menjadi panutan bagi banyak orang.

"Jadi banyak wisdom, banyak saran masukan sampai beliau sudah berusia senja sekali itu tetap menjadi referensi bagi banyak orang," tuturnya.

Adapun Jonan menceritakan dalam rangka melestarikan jasa Subroto, di tahun 2016 lalu, dia menyebutkan ada sebuah penghargaan yang disebutkan sebagai "Subroto Awards" di Kementerian ESDM.

"Interaksi langsung pada waktu saya mulai ditugaskan di Kementerian ESDM, bulan Oktober 2016. Jadi waktu itu Pak Sekjen Kementerian ESDM, Pak Teguh Pamuji mengusulkan kepada saya untuk membuat penghargaan kepada para stakeholder di sektor ESDM ini dengan nama Subroto Awards," tuturnya.

Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri yang turut hadir pada persemayaman Jenazah Subroto juga turut membagikan kenangannya terhadap almarhum Prof. Subroto. Chatib mengaku sangat kehilangan sosok menteri dan akademisi di Tanah Air ini.

"Bayangkan seseorang yang punya kapasitas Menteri sekaligus akademisi, dan ini kehilangan besar buat kita," ungkapnya.

Chatib pun mengenang masa-masa bersama Subroto. Dia bilang, banyak berinteraksi dengan sosok Subroto dan belajar banyak darinya.

"Saya banyak interaksi, sebenarnya saya belum pernah jadi murid langsungnya Pak Broto, tapi banyak interaksi karena banyak hal yang saya belajar dari Pak Broto, baik pada waktu saya jadi Menteri Keuangan, Kepala BKPM, bahkan setelah itu," tuturnya.

Chatib mengungkapkan momen terakhirnya bersama dengan Subroto yakni saat dirinya memberikan komentar terhadap salah satu tesis mahasiswa Oxford University, bersama dengan Subroto.

"Terakhir itu ada satu tesis dari mahasiswa University Oxford yang saya kasih komentar bersama dengan Pak Broto waktu itu," tandasnya.

Sebagai informasi, Ketika Soeharto menjadi Presiden RI, Subroto diangkat sebagai penasehat bagi pemerintah. Karir Subroto langsung melejit di pemerintahan.

Ia diangkat menjadi Menteri Transmigrasi dan Koperasi periode 1971-1973. Lalu, Subroto diangkat menjadi Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Koperasi periode 1973-1978.

Kemudian, ia kembali dipercaya di pemerintahan sebagai Menteri Pertambangan dan Energi selama dua periode, yakni 1978-1988.

Tak sampai di situ, Subroto juga terpilih menjadi Presiden Konferensi OPEC periode 31 Oktober 1984-9 Desember 1985. Lalu, ia kembali mendapatkan kepercayaan menjadi sekretaris jenderal OPEC di Wina, Austria.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Subroto, Eks Menteri ESDM yang Pernah Jadi Dosen Soeharto


(wia)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading