Subroto, Eks Menteri ESDM yang Pernah Jadi Dosen Soeharto

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar duka menyelimuti dunia energi dan pertambangan Indonesia. Eks Menteri Pertambangan dan Energi Prof. Subroto meninggal dunia pada usia 99 tahun. Ia mengembuskan nafas terakhir pada hari ini, Selasa (20/12/2022), pukul 16.25 WIB.
Mengutip dari berbagai sumber, Prof. Subroto lahir pada 19 September 1923 di Kampung Sewu, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Ia adalah anak ketujuh dari delapan bersaudara.
Subroto sendiri merupakan Menteri Pertambangan dan Energi atau sekarang disebut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) periode 29 Maret 1978 - 21 Maret 1988 silam. Jauh sebelum terjun ke dunia politik, ia pernah menjadi tentara dan menyandang pangkat Letnan II pada 1948.
Subroto sempat ikut dalam perang kemerdekaan beberapa kali bersama beberapa rekan, seperti Wiyogo Atmodarminto, Soesilo Soedarman, Himawan Sutanto, Ali Sadikin, Yogi Supardi, dan Sayidiman Suryohadiprojo.
Setelah perang selesai, Subroto kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) dan menyandang gelar sarjana pada 1955. Kemudian, ia mendapatkan beasiswa di Universitas McGill untuk program pascasarjana di bidang perdagangan luar negeri.
Setelah mendapatkan gelar Master of Arts dari Universitas McGill pada 1956, ia kembali ke Indonesia dan melanjutkan kuliah untuk mengambil program doktor di UI.
Subroto resmi mendapatkan gelar doktor pada 1958. Setelah itu, ia menjadi dosen di Sekolah Staf dan Komandan Angkatan Darat atau Seskoad Bandung, di mana salah satu muridnya adalah Eks Presiden Soeharto.
Inilah awal mula Subroto terjun ke dunia politik. Hubungan Subroto dengan Soeharto berjalan baik.
Ketika Soeharto menjadi Presiden RI, Subroto diangkat sebagai penasehat bagi pemerintah. Karir Subroto langsung melejit di pemerintahan.
Ia diangkat menjadi Menteri Transmigrasi dan Koperasi periode 1971-1973. Lalu, Subroto diangkat menjadi Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Koperasi periode 1973-1978.
Kemudian, ia kembali dipercaya di pemerintahan sebagai Menteri Pertambangan dan Energi selama dua periode, yakni 1978-1988.
Tak sampai di situ, Subroto juga terpilih menjadi Presiden Konferensi OPEC periode 31 Oktober 1984-9 Desember 1985. Lalu, ia kembali mendapatkan kepercayaan menjadi sekretaris jenderal OPEC di Wina, Austria.
[Gambas:Video CNBC]
Prof Subroto dalam Kenangan Pengusaha Hingga Pejabat RI
(wia)